BeritaInvestor.id – Pada perdagangan sesi I, Selasa (1/8/2023), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan rekor tertinggi baru dengan kenaikan sebesar 1,77% menjadi Rp 5.750 per unit. Ini menjadi level tertinggi atau all-time high (ATH) bagi saham BBRI, melampaui rekor sebelumnya di harga Rp 5.700 per unit yang dicetak pada pekan sebelumnya.
Volume transaksi saham BBRI mencapai 54,29 juta lembar dengan total nilai transaksi mencapai Rp 308,53 miliar. Saat ini, kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 871,46 triliun.
Dalam perdagangan hari ini, terdapat antrian jual terbanyak pada harga ATH baru, yakni mencapai 71.786 lot atau sekitar Rp 41,3 miliar. Sementara itu, pada harga Rp 5.650 per unit, terdapat antrian beli terbanyak mencapai 152.844 lot atau sekitar Rp 86,4 miliar.
[tv-chart symbol=”IDX:BBRI” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Sentimen positif dari kinerja kredit mikro dan ultra mikro (UMi) menjadi pendorong utama kenaikan saham BBRI. Sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan perbankan bagi sektor UMKM, BBRI diberikan tanggung jawab untuk fokus pada segmen UMi. Tahun ini, kontribusi kredit UMKM terhadap total pembiayaan BBRI mencapai sekitar 83,86%, dan diharapkan meningkat menjadi 85% pada tahun 2024.
Dengan hadirnya holding UMi, BBRI telah memberdayakan lebih dari 35,4 juta debitur mikro dan ultra mikro.
Selain itu, kinerja fundamental kredit mikro dan UMi juga menjadi faktor positif dalam mendukung harga saham BBRI. Upaya perseroan dalam merevitalisasi pertumbuhan pinjaman produk Kupedes juga ikut mendukung kenaikan harga saham BBRI.
Investor saat ini menantikan rilis kinerja keuangan BBRI pada semester pertama 2023. Hingga Mei 2023, BBRI telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20,12 triliun, dengan pertumbuhan 5,1% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meskipun laba tumbuh, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BBRI mengalami koreksi sebesar 2,1% menjadi Rp 43,45 triliun pada Mei 2023, sementara biaya provisi meningkat 4% pada periode yang sama.
Dengan sentimen positif dari kinerja kredit UMKM dan upaya perseroan dalam mengoptimalkan bisnis, BBRI terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat dan menarik minat investor, khususnya investor asing yang telah aktif mengakumulasi saham BBRI dalam beberapa waktu terakhir.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor