BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia membuka perdagangan Senin (25/9/2023) dengan kenaikan, menyusul pengumuman Rusia yang melarang ekspor minyak. Hari ini, harga minyak mentah WTI dibuka menguat sebanyak 0,58% mencapai posisi US$90,55 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent juga dibuka naik sebanyak 0,51% ke posisi US$93,75 per barel.
Pada perdagangan Jumat (22/9/2023), harga minyak WTI mengalami apresiasi sebesar 0,45% dan ditutup pada posisi US$90,03 per barel, sementara harga minyak Brent mengalami pelemahan sebesar 0,03% dan ditutup pada posisi US$93,27 per barel.
Penurunan harga minyak Brent pada perdagangan Jumat terjadi akibat aksi “taking profit” oleh investor dan pertimbangan mengenai pasokan minyak yang terkait dengan larangan ekspor bahan bakar Rusia. Selain itu, pasar juga mempertimbangkan dampak dari kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan terjadi di masa depan.
“Investor mengantisipasi penurunan permintaan pada bulan Oktober karena kilang-kilang sedang menjalani pemeliharaan dan suku bunga yang lebih tinggi akan semakin menekan pasar,” ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.
Meskipun suku bunga acuan federal fund dipertahankan stabil pada pertemuan minggu ini, pejabat Federal Reserve AS memperingatkan akan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Gubernur Fed Michelle Bowman menyatakan, “Inflasi masih terlalu tinggi, dan saya memperkirakan akan tepat bagi Komite (Pasar Terbuka Federal) untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mempertahankannya pada tingkat yang ketat untuk beberapa waktu.”
Potensi kenaikan harga energi lebih lanjut menjadi risiko yang perlu diawasi karena suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Selain itu, larangan sementara Rusia terhadap ekspor bensin dan solar ke sebagian besar negara juga diperkirakan akan memperketat pasokan minyak. Transneft Rusia telah menghentikan pengiriman solar ke terminal utama Primorsk dan Novorossiysk di Baltik dan Laut Hitam. Larangan ini akan membawa ketidakpastian baru pada gambaran pasokan produk olahan global yang sudah ketat.
Harga bensin grosir Rusia bahkan turun hampir 10%, sementara harga solar turun 7,5% pada hari Jumat di St. Petersburg International Mercantile Exchange. Selain itu, jumlah rig minyak AS, yang menjadi indikator produksi di masa depan, juga mengalami penurunan delapan rig menjadi 507 pada minggu ini, mencapai level terendah sejak Februari 2022, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Biasanya, kilang-kilang di AS melakukan pemeliharaan pada musim gugur setelah operasi besar-besaran untuk memenuhi permintaan bahan bakar selama musim berkendara di musim panas. Kapasitas kilang yang offline diperkirakan mencapai 1,4 juta barel per hari (bph) minggu ini, dibandingkan dengan 800.000 bph yang offline pada minggu sebelumnya.
Manajer keuangan juga terlihat meningkatkan posisi net long pada minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam minggu yang berakhir pada 19 September, menurut Komisi Perdagangan
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.
