BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia turun ke level US$ 71 per barel pada Kamis pagi (11/1/2024). Hal itu disebabkan oleh kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang melebihi ekspektasi pasar, serta penurunan permintaan minyak akibat badai Elliot.
Data terbaru dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS pada Rabu (10/1/2024) menunjukkan persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 1,3 juta barel, melebihi ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 675 ribu barel. Kenaikan tersebut juga terjadi pada stok bensin yang naik sebanyak 8 juta barel, serta stok minyak sulingan yang melonjak 6,5 juta barel.
Kenaikan stok minyak di AS tersebut tidak sejalan dengan jumlah permintaan minyak yang menurun. Hal ini disebabkan oleh badai Elliot yang melanda AS. Badai tersebut meningkatkan permintaan gas alam untuk pemanas dan pembangkit listrik.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengungkapkan, penggunaan gas alam untuk pemanas dihadapkan pada tagihan sekitar US$ 900 pada musim dingin ini. Sementara itu, bagi yang menggunakan minyak pemanas, biaya tersebut dapat melonjak lebih dari US$ 2 ribu.
Selain itu, kekhawatiran terhadap permintaan minyak juga meningkat akibat prospek ekonomi Eropa yang lemah. Europa diprediksi mungkin menghadapi resesi pada kuartal terakhir tahun ini.
Di sisi lain, serangan yang dilancarkan oleh militan Houthi di Laut Merah juga turut membebani harga minyak. Gedung Putih menyatakan keprihatinan atas situasi tersebut dan mengungkapkan serangan tersebut sebagai ancaman yang semakin meningkat.
Meskipun demikian, OPEC berjanji untuk melakukan pengurangan produksi minyak sebesar 2,2 juta barel per hari. Tindakan ini diharapkan dapat memberikan dorongan pada harga minyak yang tengah mengalami penurunan akibat ketidakpastian.
10 Judul Berita
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor