BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia dibuka dengan variasi pada perdagangan Senin (21/8/2023) setelah mengalami kenaikan 1% pada perdagangan sebelumnya. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dibuka dengan kenaikan 0,22% ke posisi US$81,43 per barel, sementara harga minyak mentah Brent dibuka stagnan di posisi US$84,8 per barel. Pada perdagangan Jumat (18/8/2023), harga minyak WTI ditutup naik 1,07% ke posisi US$81,25 per barel, dan harga minyak Brent naik 0,81% ke posisi US$84,8 per barel.
Harga minyak masih tetap stabil pada awal perdagangan Senin ini, dengan minyak Brent dan WTI bertahan di atas level US$80 per barel. Hal ini terjadi karena para investor mencoba untuk menyeimbangkan antara pengetatan pasokan yang diakibatkan oleh pemotongan produksi OPEC+ dan kekhawatiran mengenai pertumbuhan permintaan global yang dipengaruhi oleh suku bunga yang tinggi.
Meskipun harga minyak belum mampu mencapai level US$90 per barel, hal ini disebabkan oleh penguatan dolar AS dan ketidakpastian mengenai suku bunga yang mungkin akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Krisis properti di China juga menambah kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat dan dampaknya terhadap permintaan minyak.
Terkait dengan ekonomi China yang melemah, muncul pertanyaan mengenai apakah permintaan minyak dari negara tersebut akan tetap kuat. Para importir minyak mentah utama dunia memanfaatkan persediaan yang melimpah di awal tahun ini karena kilang minyak mengurangi pembelian sebagai respons terhadap pemangkasan pasokan yang dilakukan oleh OPEC+.
Pada bulan Juli, pengiriman minyak mentah dari Arab Saudi ke China mengalami penurunan sebesar 31% dibandingkan bulan Juni. Meskipun begitu, Rusia tetap menjadi pemasok terbesar minyak mentah ke China dengan tetap memberikan diskon pada produknya.
Di Amerika Serikat, jumlah rig minyak yang aktif, yang menjadi indikator awal produksi minyak di masa mendatang, turun lima rig menjadi 520 rig pada minggu sebelumnya. Ini merupakan angka terendah sejak Maret 2022, menurut laporan Baker Hughes yang dirilis pada hari Jumat.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor