BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia melanjutkan tren penurunan selama dua hari berturut-turut pada perdagangan Kamis (12/10/2023). Penurunan harga minyak mencerminkan sejumlah faktor yang mempengaruhi pasar minyak global.
Pada hari ini, harga minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) dibuka dengan penurunan sebesar 0,35%, berada pada level US$83,2 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah brent juga dibuka dengan penurunan sebesar 0,34%, mencapai US$85,53 per barel. Penurunan ini mengikuti penutupan perdagangan pada hari Rabu (11/10/2023), di mana minyak WTI turun sebesar 2,88% menjadi US$83,49 per barel, dan harga minyak brent turun sebesar 2,09% menjadi US$85,82 per barel.
Badan Informasi Energi (EIA) AS mengindikasikan bahwa persediaan minyak global diperkirakan akan turun sebesar 200.000 barel per hari pada semester kedua tahun 2023. Ini disebabkan oleh pengurangan produksi sukarela yang dilakukan oleh Arab Saudi dan negara-negara OPEC+. EIA menyatakan bahwa penurunan persediaan ini, yang menjaga pasokan minyak tetap di bawah tingkat konsumsi, kemungkinan akan memberikan dorongan pada harga minyak. Sebagai hasilnya, harga minyak mentah Brent diproyeksikan mencapai US$94,91 per barel pada tahun 2024, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$88,22.
Harga minyak telah mengalami fluktuasi dalam beberapa bulan terakhir, di mana pemotongan produksi sukarela dari Arab Saudi dan Rusia memberikan dukungan terhadap harga minyak. Namun, ketidakpastian dalam isu-isu makroekonomi telah memunculkan kekhawatiran mengenai ekspektasi permintaan, yang selanjutnya membatasi kenaikan harga minyak.
OPEC+ dan sekutunya diproyeksikan akan mengurangi produksi minyak mentah mereka sebesar 300.000 barel per hari pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun ini, menurut EIA. Sementara itu, produksi minyak mentah di AS diperkirakan akan meningkat, mencapai 12,92 juta barel per hari pada tahun 2023 dan 13,12 juta barel per hari pada tahun 2024.
Total konsumsi minyak bumi di AS diperkirakan akan meningkat menjadi 20,1 juta barel per hari pada tahun 2023 dan 20,2 juta barel per hari pada tahun 2024. Selain itu, permintaan bahan bakar jet di AS diperkirakan akan tumbuh sebesar 6% pada tahun 2024 karena meningkatnya permintaan konsumen terhadap perjalanan udara, yang telah kembali mencapai tingkat sebelum pandemi. Hal ini mencerminkan prospek pemulihan ekonomi yang positif.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.