BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah bergerak lebih rendah pada perdagangan pagi hari ini, Selasa (23/1/2024), setelah lonjakan 2% pada perdagangan sebelumnya.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,68% di posisi US$74,68 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih rendah atau turun 0,15% di posisi US$79,94.
Pada perdagangan Senin (22/1/2024), harga minyak mentah WTI ditutup menguat 2,42% di posisi US$75,19 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent naik 1,91% ke posisi US$80,06 per barel.
Kenaikan harga minyak pada perdagangan Senin dipicu oleh kekhawatiran atas pasokan energi global. Serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap terminal bahan bakar Novatek Rusia, serta cuaca dingin ekstrem yang terus menghambat produksi minyak mentah AS, menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga minyak.
Namun, pada perdagangan hari ini, harga minyak kembali melemah karena fundamental minyak yang lebih kuat dan data ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan yang melambat.
“Fundamental minyak dapat terus menyeret harga,” ujar analis IG Tony Sycamore.
Adapun produksi minyak lebih tinggi, sedangkan prospek pertumbuhan di China dan Eropa beragam dan data minggu ini diperkirakan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS telah melambat secara signifikan.
“Investor ingin bullish, namun data yang lemah dan narasi yang hati-hati dari para pengambil kebijakan membuat mereka tetap berada dalam posisi yang tidak menguntungkan,” ujar Tamas Varga dari broker minyak PVM.
Perkiraan pertumbuhan permintaan terbaru oleh Administrasi Informasi Energi AS, Badan Energi Internasional dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak untuk tahun 2024 berkisar antara 1,24 juta dan 2,25 juta barel per hari, meskipun ketiga organisasi tersebut memperkirakan pertumbuhan permintaan akan melambat pada tahun 2025.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor