BeritaInvestor.id – Harga minyak dunia mencatat kenaikan tajam pada Kamis (21/11/2024), terdorong oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Kedua negara dilaporkan saling meluncurkan rudal, yang memperburuk situasi geopolitik.
Dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent naik sebesar US$ 1,42 atau 1,95% menjadi US$ 74,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$ 1,35 atau 2% menjadi US$ 70,1 per barel.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi serangan rudal hipersonik ke fasilitas militer Ukraina. Dalam pernyataannya, Putin memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak mendukung Ukraina dengan senjata jarak jauh, yang dapat memperburuk eskalasi.
“Fokus pasar kini beralih ke meningkatnya kekhawatiran tentang eskalasi perang di Ukraina,” ujar Ole Hvalbye, analis komoditas SEB.
Risiko Pasokan Global
Sebagai eksportir minyak terbesar kedua dunia, Rusia memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas pasokan minyak global. Para analis dari ING memperingatkan risiko pasar jika Ukraina mulai menargetkan infrastruktur energi Rusia, yang dapat memicu balasan besar dari Moskow.
Selain itu, meningkatnya ketegangan ini menambah ketidakpastian pada pasar minyak mentah, yang sebelumnya sudah tertekan oleh ketidakseimbangan pasokan dan permintaan global.
Data Stok Minyak AS dan Pengaruhnya
Data terbaru dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 545 ribu barel menjadi 430,3 juta barel pada pekan yang berakhir 15 November. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi analis. Sementara itu, stok bensin juga mencatat kenaikan, meskipun stok distilat turun lebih besar dari perkiraan.
Kebijakan OPEC+ dan Prospek Permintaan Global
Kelompok OPEC+ mempertimbangkan untuk menunda peningkatan produksi pada pertemuan yang dijadwalkan 1 Desember mendatang. Langkah ini diambil menyusul lemahnya permintaan global dan ancaman resesi akibat kebijakan suku bunga tinggi yang dipertahankan oleh bank sentral.
Langkah China untuk Dorong Perdagangan
Di sisi lain, China mengumumkan kebijakan baru untuk mendukung impor energi di tengah kekhawatiran atas rencana Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan memberlakukan tarif baru. Kebijakan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas perdagangan energi di pasar global.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor