BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan Jumat (13/10/2023) setelah Israel memulai serangan darat ke Jalur Gaza. Kenaikan harga minyak ini menjadi sorotan utama di pasar energi global.
Hari ini, harga minyak mentah WTI ditutup melonjak sebesar 5,77%, mencapai posisi US$87,69 per barel. Hal serupa terjadi pada minyak mentah Brent, yang ditutup naik 5,69% ke posisi US$90,89 per barel.
Dalam satu minggu terakhir, minyak mentah WTI menguat sebesar 5,92%, sementara minyak mentah Brent naik sebesar 7,46%.
Kenaikan harga minyak tersebut terjadi karena investor dan pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan eskalasi konflik di Timur Tengah setelah Israel memulai serangan darat di Jalur Gaza. Konflik ini awalnya berlangsung sebagai perang udara, tetapi dengan masuknya operasi darat, situasi semakin rumit.
Meskipun dampak konflik di Timur Tengah terhadap pasokan minyak dan gas global terbilang kecil, pasar dan para investor kini sedang memantau perkembangan ini dengan cermat. Israel bukanlah produsen minyak besar, tetapi negara-negara terdekat di kawasan tersebut memiliki dampak signifikan terhadap pasokan minyak dunia.
Situasi ini semakin rumit dengan pengumuman Menteri Perminyakan Iran, Javad Owji, yang memperkirakan harga minyak bisa mencapai US$100 per barel akibat situasi di Timur Tengah.
Selain itu, Arab Saudi telah menunda rencana normalisasi hubungan dengan Israel, yang dapat memengaruhi pasokan minyak karena Arab Saudi telah berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak untuk mendukung kesepakatan tersebut.
Selain faktor-faktor Timur Tengah, tindakan Amerika yang menjatuhkan sanksi pertama terhadap pemilik kapal tanker yang membawa minyak Rusia dengan harga di atas batas harga Kelompok Tujuh juga mempengaruhi pasar minyak. Rusia adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia, dan pengawasan yang lebih ketat dari AS terhadap pengiriman minyak Rusia dapat membatasi pasokan.
Para pengamat pasar dan investor mengantisipasi sanksi yang lebih ketat dari AS terhadap Rusia dan Iran, yang dapat mengurangi pasokan minyak. Selain itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global, mengutip tanda-tanda ketahanan ekonomi dunia dan permintaan yang terus meningkat.
Dari sisi pasokan AS, jumlah pengeboran minyak meningkat, menambah empat rig minyak dalam kenaikan mingguan terbesar sejak Maret.
Ketika pasar minyak dunia menghadapi ketidakpastian akibat konflik di Timur Tengah dan tindakan Amerika, harga minyak menjadi sangat fluktuatif dan penuh tekanan. Semua pemangku kepentingan di pasar minyak akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor