BeritaInvestor.id – Harga minyak kembali mengalami penurunan pada hari Kamis (21/3) setelah data menunjukkan lemahnya permintaan bensin di Amerika Serikat (AS) dan laporan rancangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Minyak Brent dan WTI Turun
Minyak mentah berjangka Brent untuk Mei turun 17 sen (0,2%) menjadi US$ 85,78 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Mei turun 20 sen (0,3%) menjadi US$ 81,07 per barel.
Faktor Penurunan Harga Minyak:
Data Permintaan Bensin AS Lemah: Persediaan bensin di AS turun 3,3 juta barel, namun pasokan produk bensin, yang mewakili permintaan, turun di bawah 9 juta barel. Hal ini menunjukkan bahwa pasar bensin mungkin telah mengalami overbought (jenuh beli).
Rancangan Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza: Meningkatkan kemungkinan pasokan minyak dari Timur Tengah akan meningkat.
Faktor Pendukung Harga Minyak:
Keputusan The Fed: Mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,50%, namun tetap mempertahankan prospek penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Data Ekonomi AS: Aktivitas bisnis AS tetap stabil pada Maret dan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun secara tidak terduga. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja tetap kuat pada Maret.
Serangan Drone Ukraina terhadap Kilang-kilang Rusia: Mengganggu pasokan minyak global dan mendorong investor untuk memperdagangkan minyak mentah dengan harga lebih tinggi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor