BeritaInvestor.id – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange mengalami penurunan di sesi awal perdagangan pada pekan ini, Senin (24/7/2023), melanjutkan tren koreksi yang terjadi pada akhir pekan sebelumnya.
Menurut data Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun sebesar 1,03% menjadi MYR 3.994 per ton pada pukul 10:05 WIB. Penurunan ini menyebabkan harga tidak mampu bertahan di level 3.400.
Pada perdagangan akhir pekan Jumat (21/7/2023), harga CPO telah mengalami koreksi sebesar 0,27% menjadi MYR 4.035 per ton. Meskipun demikian, dalam sepekan harga CPO masih mengalami kenaikan sebesar 3,97%, sementara secara bulanan tercatat naik 6,49%, namun mengalami koreksi sebesar 3,33% secara tahunan.
Kenaikan harga CPO beberapa waktu lalu disebabkan oleh penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang meningkatkan kekhawatiran akan pasokan minyak nabati dari wilayah tersebut. Namun, dalam dua kali perdagangan terakhir, harga mengalami koreksi karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dan pelemahan harga biji minyak saingannya.
[tv-chart symbol=”CPO1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Data dari cargo surveyor Intertek Testing Services menunjukkan bahwa ekspor minyak kelapa sawit Malaysia selama 1-20 Juli mengalami kenaikan sebesar 19% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia, melaporkan bahwa ekspor dari produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia naik 10,1% selama periode yang sama.
Di sisi lain, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia, termasuk produk olahan, mencapai 2,23 juta ton pada Mei, meningkat tajam dari angka 763.000 ton pada bulan yang sama tahun sebelumnya, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.
Namun, situasi di Laut Hitam yang melibatkan Rusia telah menciptakan ketidakpastian pasar biji-bijian dunia, termasuk minyak kelapa sawit, dan mengangkat pertanyaan mengenai masa depan harga jagung, gandum, dan kedelai.
Pedagang berbasis di Malaysia menyarankan untuk memantau perkembangan terkini di kedua negara, terutama Rusia, karena setiap berita baru dapat mempengaruhi pasar secara signifikan.
Pergerakan harga minyak kelapa sawit juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, karena mereka bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor