BeritaInvestor.id – Harga minyak mentah dunia kompak dibuka melemah pada perdagangan pagi hari ini, Kamis (28/12/2023), melanjutkan penurunan pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,42% di posisi US$73,8 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent dibuka lebih rendah atau turun 0,06% ke posisi US$79,6 per barel.
Penurunan harga minyak mentah dunia ini dipicu oleh kekhawatiran investor akan gangguan pasokan minyak dari Laut Merah, menyusul serangan terbaru oleh milisi Houthi yang didukung Iran terhadap kapal tanker di wilayah tersebut.
Namun, investor juga mengamati perkembangan terbaru di Laut Merah, di mana para pengirim barang kembali beroperasi meskipun ada serangan lebih lanjut pada hari Selasa.
Perusahaan pelayaran Denmark Maersk (MAERSK.CO) mengatakan pihaknya telah menjadwalkan beberapa lusin kapal kontainer untuk melakukan perjalanan melalui Terusan Suez dan Laut Merah dalam beberapa minggu mendatang setelah menyerukan penghentian sementara rute tersebut bulan ini setelah serangan oleh milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman.
CMA CGM Perancis juga mengatakan pihaknya melanjutkan perjalanan melalui Laut Merah setelah pengerahan satuan tugas multinasional ke wilayah tersebut.
“Saya pikir kita harus menunggu dan melihat apakah peningkatan patroli angkatan laut dan pengalihan rute kapal akan menyebabkan penurunan serangan,” ujar Callum Macpherson, kepala komoditas di Investec, dilansir dari Reuters.
Prospek kampanye militer Israel yang berkepanjangan di Gaza juga menjadi pendorong utama sentimen pasar.
Pasukan Israel menyerang Gaza tengah melalui darat, laut dan udara pada hari Rabu, sehari setelah Kepala Staf Israel Herzi Halevi mengatakan kepada wartawan bahwa perang akan berlangsung “selama berbulan-bulan”.
Di tempat lain, pemuatan minyak di pelabuhan Novorossiisk di Laut Hitam Rusia ditangguhkan karena badai. Namun, terminal Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) di dekat pelabuhan telah dibuka, menurut kementerian energi Kazakhstan.
Persediaan minyak mentah AS naik pekan lalu sebesar 1,84 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Rabu.
Dan data stok pemerintah AS akan dirilis pada hari Kamis.
Sementara itu, produksi minyak di Rusia, produsen minyak terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi, diperkirakan akan stabil atau bahkan meningkat tahun depan karena Moskow telah berhasil mengatasi sebagian besar sanksi Barat, menurut para analis.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor