BeritaInvestor.id – Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan pada Senin, 19 Agustus 2024, dengan harga minyak mentah Brent anjlok sebesar 2,5% atau US$ 2,02, menjadi US$ 77,66 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) turun 3% atau US$ 2,28, menutup hari pada harga US$ 74,37 per barel. Penurunan harga ini dipicu oleh optimisme terhadap pembicaraan perdamaian di Timur Tengah serta kekhawatiran akan pelemahan ekonomi di China, salah satu importir minyak terbesar dunia.
Harapan Perdamaian di Timur Tengah
Penurunan harga minyak sebagian besar disebabkan oleh harapan yang meningkat terkait pembicaraan gencatan senjata di Timur Tengah, yang dapat mengurangi risiko gangguan pasokan energi dari wilayah tersebut. Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho, New York, menyatakan bahwa pasar sedang berada di bawah tekanan karena ekspektasi positif terkait pembicaraan gencatan senjata. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyebut dorongan diplomatik terbaru oleh Washington untuk mencapai kesepakatan di Gaza sebagai “kesempatan terbaik, mungkin yang terakhir,” yang mendesak semua pihak untuk segera mencapai kesepakatan.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi komitmen Israel terhadap proposal AS terkait pembebasan sandera, meskipun tetap mempertimbangkan kebutuhan keamanan nasional Israel. Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates di Florida menambahkan bahwa sebagian besar penurunan harga energi selama seminggu terakhir mencerminkan penurunan premi risiko terkait konflik di Timur Tengah.
Pelemahan Ekonomi China dan Dampaknya pada Minyak
Di sisi lain, kondisi ekonomi China yang melemah juga memberikan tekanan tambahan pada harga minyak. Data yang dirilis pekan lalu menunjukkan penurunan harga rumah baru di China dengan laju tercepat dalam sembilan tahun terakhir. Selain itu, kilang-kilang minyak di China memangkas tingkat pemrosesan minyak mentah secara tajam bulan lalu, sebagai respons terhadap melemahnya permintaan bahan bakar domestik.
Pada Jumat sebelumnya, 16 Agustus 2024, harga minyak juga mengalami penurunan hampir 2% setelah para investor mengurangi ekspektasi pertumbuhan permintaan dari China. Namun, meskipun ada tekanan pada akhir pekan, harga minyak tetap stabil sepanjang minggu lalu berkat data ekonomi AS yang menunjukkan inflasi mulai moderat, meskipun belanja ritel meningkat.
Prospek Permintaan dan Pengaruh Faktor Global
Hiroyuki Kikukawa, Presiden NS Trading, menyatakan bahwa kekhawatiran tentang lambatnya permintaan minyak dari China telah menyebabkan penjualan besar-besaran. Ia juga menambahkan bahwa berakhirnya musim puncak mengemudi di AS turut membebani harga minyak. Meskipun demikian, risiko pasokan akibat ketegangan yang berkelanjutan di Timur Tengah dan eskalasi konflik Rusia-Ukraina tetap menjadi faktor yang mendukung pasar minyak.
Para investor juga menunggu petunjuk mengenai keputusan suku bunga berikutnya dari Federal Reserve (The Fed). Mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada masing-masing dari tiga pertemuan yang tersisa tahun ini. Pemangkasan suku bunga ini dapat mendorong aktivitas ekonomi di AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia, dan berpotensi memberikan dukungan tambahan pada harga minyak.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor