BeritaInvestor.id – Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan pada penutupan perdagangan Senin (29/7/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (30/7/2024) WIB. Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) bahkan merosot hampir 2%, meskipun ada risiko perang yang semakin meluas antara Israel dan milisi Hezbollah yang didukung Iran.
Penurunan Harga Minyak
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun sebesar US$1,35 atau 1,75%, menjadi US$75,81 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2024, juga turun US$1,35 atau 1,66%, mencapai US$79,78 per barel di London ICE Futures Exchange.
Ketegangan di Timur Tengah
Pada hari Sabtu, sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon menewaskan 12 anak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Israel menuduh Hezbollah bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun milisi itu membantahnya. Kabinet keamanan Israel telah memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memutuskan bagaimana dan kapan merespons serangan roket tersebut.
Meskipun ketegangan di Timur Tengah sempat mendorong harga minyak naik pada musim semi ketika Israel dan Iran hampir berperang, reaksi pasar terhadap kejadian di wilayah tersebut menjadi lebih tenang karena tidak ada gangguan nyata pada pasokan minyak.
Analisis Pasar
Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, mengatakan bahwa pasar minyak sebagian besar telah mengabaikan cerita perang di Timur Tengah setelah aksi baku tembak antara Iran dan Israel pada bulan April tidak memicu konflik yang lebih luas atau mengancam pasokan energi secara signifikan.
Croft memperingatkan bahwa konfrontasi langsung antara Israel dan Hezbollah bisa menjadi pemicu yang membawa Iran, anggota OPEC, ke dalam perang karena pentingnya milisi tersebut bagi kepentingan regional Teheran. “Israel mungkin memang akan menahan diri, seperti yang dilakukan pada bulan April, dan memilih pembalasan yang lebih terukur yang tampak serius tetapi tidak membuka front perang lain,” tulis Croft.
Namun, serangan lintas batas yang hampir setiap hari dan jumlah orang yang terlantar di dalam negeri Israel “sepertinya mengarah lebih jelas pada konflik yang lebih parah atau, setidaknya, risiko eskalasi yang meningkat melalui salah perhitungan,” tambah analis tersebut.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor