BeritaInvestor.id – Harga emas dunia mengalami penurunan dramatis ke level US$2.083 per troy ounce, jauh dari rekor tertinggi di atas US$3.000 yang dicapai pada 17 Maret lalu. Pelemahan ini terjadi karena tekanan dari volatilitas pasar global akibat perang dagang memanas, kekhawatiran inflasi di AS, serta resesi ekonomi.
Penurunan Harga Emas yang Tidak Terduga
Emas tercatat melemah 1,81% pada Senin kemarin dan sempat anjlok 2,7% dalam perdagangan intraday, mencatat penurunan ketiga beruntun. Pada Selasa pagi, harga emas kembali menguat menjadi US$2.995 per troy ounce di pasar Singapura. Analis menyebut tren ini terjadi karena investor ‘mencairkan’ emas untuk menutup kerugian di aset lain yang runtuh akibat kebijakan tarif Presiden Trump.
Faktor Penggerak Pasar saat Ini
Di tengah prospek inflasi AS kembali naik, para investor mulai melepas surat utang AS (Treasury). Yield Treasury 10-tahun melonjak ke 4,1% setelah sebelumnya di bawah 4%. Data inflasi AS dan laporan rapat The Fed pekan ini diprediksi akan memengaruhi pergerakan harga emas.
Prediksi Bloomberg Intelligence
Bloomberg Intelligence memperkirakan harga emas bisa kembali naik ke US$4.000 jika deflasi inflasi terjadi, meski jangka pendek mungkin mengalami tekanan dari penurunan saham AS hingga 30%. Analis Mike McGlone menyoroti bahwa volatilitas pasar saat ini mirip periode 2008 yang memicu emas unggul dibanding saham.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.