BeritaInvestor.id – Harga emas mengalami tekanan setelah data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS masih berada pada jalur yang kuat. Pada perdagangan Kamis (27/7/2023), harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.944,98 per troy ons, mengalami penurunan sebesar 1,38%. Posisi penutupan ini menjadi yang terendah dalam 13 hari terakhir dan pelemahan ini juga menjadi yang terburuk sejak 2 Juni lalu.
Pelemahan harga emas kemarin mengikuti pengumuman data ekonomi AS mengenai pertumbuhan ekonomi terbaru dan klaim pengangguran. Estimasi terbaru menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh 2,4% pada kuartal II-2023, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 2% dan juga melebihi ekspektasi pasar sebesar 1,8%. Data ini menandakan bahwa ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.
[tv-chart symbol=”XAUUSD” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Selain itu, klaim pengangguran AS juga menurun menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli, mencatat angka terendah dalam lima bulan terakhir dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 235.000. Kombinasi dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penurunan klaim pengangguran ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi yang positif, dan hal ini membuat para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Pengumuman data ekonomi ini berdampak pada harga emas karena emas sangat sensitif terhadap kebijakan The Fed. Jika The Fed mengambil sikap hawkish dan menaikkan suku bunga lebih cepat, imbal hasil surat utang pemerintah AS akan naik, dan hal ini membuat emas yang tidak menawarkan imbal hasil menjadi kurang menarik dibandingkan surat utang. Peningkatan imbal hasil surat utang pemerintah AS yang mencapai 4,01% kemarin, mencatat rekor tertinggi dalam 14 hari terakhir, juga mempengaruhi harga emas.
Para analis memperkirakan bahwa harga emas masih akan berada di bawah tekanan jika data ekonomi AS terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Meskipun harga emas mengalami penurunan kemarin, mulai saat ini harga emas sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan dengan menguat tipis 0,06% pada perdagangan Jumat (28/7/2023) pukul 06:15 WIB.
Para pelaku pasar kini mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada bulan September karena data ekonomi yang positif. Data-data tersebut membuat pasar kembali memperkirakan adanya kenaikan suku bunga pada bulan September setelah sebelumnya dihapus dari proyeksi pasar. Dengan demikian, perkembangan ekonomi AS akan terus menjadi sorotan para pelaku pasar, dan pergerakan harga emas akan dipengaruhi oleh kebijakan dan data ekonomi selanjutnya.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor