BeritaInvestor.id – Harga emas terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya harapan akan berakhirnya kebijakan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed). Pada perdagangan Kamis (13/7/2023), harga emas di pasar spot ditutup pada posisi US$ 1.960,19 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,16%. Harga tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir sejak 8 Juni 2023.
Penguatan harga emas tersebut telah melanjutkan tren positif sejak pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga emas telah melonjak sebesar 2,59%. Meskipun harga emas sedikit melemah pada pagi hari ini, namun analis dari Blue Line Futures, Phillip Streible, menjelaskan bahwa terdapat peluang bagi emas untuk menembus level US$ 2.000.
[tv-chart symbol=”XAUUSD” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Faktor yang mempengaruhi kenaikan harga emas antara lain adalah data inflasi AS yang melandai pada bulan Juni 2023. Inflasi AS mencapai 3% (year on year/yoy) pada bulan tersebut, turun dari 4% (yoy) pada bulan Mei. Meskipun inflasi AS masih di bawah ekspektasi pasar, hal ini memberikan harapan bahwa The Fed dapat melonggarkan kebijakan moneternya.
Selain itu, pelemahan dolar AS juga menjadi salah satu penopang kenaikan harga emas. Indeks dolar AS turun ke level terendah sejak pertengahan April tahun lalu, yaitu 99,97. Pelemahan dolar AS membuat emas lebih terjangkau bagi investor, sehingga minat terhadap emas kembali meningkat.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor