BeritaInvestor.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mencatat penurunan signifikan pada perdagangan Rabu (20/11/2024). Sentimen negatif ini membalikkan penguatan yang terjadi sebelumnya akibat kekhawatiran terhadap pelemahan permintaan menjelang akhir tahun.
Berdasarkan data BMD, berikut rincian harga kontrak berjangka CPO pada penutupan Rabu:
- Desember 2024: Turun 90 Ringgit Malaysia menjadi 5.926 Ringgit Malaysia per ton.
- Januari 2025: Anjlok 98 Ringgit Malaysia menjadi 4.863 Ringgit Malaysia per ton.
- Februari 2025: Melemah 109 Ringgit Malaysia menjadi 4.815 Ringgit Malaysia per ton.
- Maret 2025: Merosot 108 Ringgit Malaysia menjadi 4.729 Ringgit Malaysia per ton.
- April 2025: Terpangkas 105 Ringgit Malaysia menjadi 4.629 Ringgit Malaysia per ton.
- Mei 2025: Terkoreksi 94 Ringgit Malaysia menjadi 4.526 Ringgit Malaysia per ton.
Faktor Pemicu Penurunan Harga CPO
Penurunan ini didorong oleh ekspektasi permintaan yang lebih lemah dalam beberapa minggu mendatang, yang dapat meningkatkan level stok minyak sawit secara keseluruhan. Trader minyak sawit, David Ng, menjelaskan bahwa pola musiman menjadi salah satu penyebab melemahnya permintaan CPO menjelang akhir tahun.
“Kami melihat harga CPO berada di support 4.850 Ringgit Malaysia dan resistance 4.950 Ringgit Malaysia,” ungkap David Ng.
Selain itu, tekanan tambahan datang dari harga minyak kedelai yang lebih rendah di Chicago Board of Trade (CBoT), yang secara langsung memengaruhi pergerakan harga minyak sawit di pasar global.
Prospek dan Tantangan Harga CPO
Harga CPO di akhir tahun diprediksi masih akan menghadapi volatilitas tinggi. Pola permintaan musiman yang cenderung melemah dan tekanan dari harga minyak nabati lainnya menjadi tantangan bagi stabilitas harga. Dengan level support di 4.850 Ringgit Malaysia, pelaku pasar terus mencermati perkembangan stok dan tren permintaan di pasar domestik maupun internasional.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor