BeritaInvestor.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) pada Senin (18/3/2024) ditutup mixed, dengan beberapa kontrak menguat dan beberapa lainnya melemah. Pergerakan harga CPO dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti naiknya harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT), antisipasi permintaan yang lebih kuat, dan aksi ambil untung.
Penguatan Harga CPO
Kontrak berjangka CPO untuk Juni 2024, Agustus 2024, dan September 2024 mengalami kenaikan. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain:
- Naiknya harga minyak kedelai di CBoT: Harga minyak kedelai, yang merupakan komoditas substitusi CPO, naik pada Senin (18/3/2024). Hal ini mendorong permintaan untuk CPO sebagai alternatif yang lebih murah.
- Antisipasi permintaan yang lebih kuat: Pedagang David Ng memprediksi permintaan CPO akan meningkat dalam beberapa minggu menjelang musim perayaan.
- Aktivitas pembelian oleh investor: Spekulasi dan aksi beli oleh investor juga dapat mendorong kenaikan harga CPO.
Pelemahan Harga CPO
Kontrak berjangka CPO untuk April 2024, Mei 2024, dan Juli 2024 mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh:
- Aksi ambil untung: Setelah kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, beberapa investor memilih untuk mengambil untung dengan menjual kontrak CPO mereka.
- Menunggu data produksi: Pasar sedang menunggu perkiraan produksi minyak sawit untuk paruh pertama bulan Maret untuk mendapatkan panduan arah harga selanjutnya.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga CPO
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, harga CPO juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti:
- Kondisi cuaca: Cuaca yang buruk dapat mengganggu produksi minyak sawit.
- Kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait ekspor dan impor minyak sawit dapat memengaruhi harga CPO.
- Permintaan global: Permintaan global untuk minyak sawit dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan kondisi makroekonomi global.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor