BeritaInvestor.id – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kembali turun pada Selasa (3/9/2024), mencatat penurunan dua hari berturut-turut. Penurunan ini disebabkan oleh lesunya permintaan terhadap komoditas minyak sawit tersebut, meskipun laju produksi CPO melambat.
Menurut data BMD pada penutupan Selasa (3/9/2024), kontrak berjangka CPO untuk September 2024 turun sebesar 12 Ringgit Malaysia menjadi 4.020 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2024 juga terkoreksi sebesar 5 Ringgit Malaysia menjadi 3.965 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO November 2024 melemah sebesar 2 Ringgit Malaysia menjadi 3.931 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember 2024 juga mengalami penurunan sebesar 1 Ringgit Malaysia menjadi 3.900 Ringgit Malaysia per ton.
Namun, pada kontrak berjangka untuk Januari 2025, harga malah mengalami sedikit kenaikan, meskipun tetap melemah, sebesar 1 Ringgit Malaysia menjadi 3.882 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak untuk Februari 2025 juga mengalami penguatan sebesar 5 Ringgit Malaysia menjadi 3.875 Ringgit Malaysia per ton.
Permintaan Lesu Mengimbangi Sentimen Positif
Mengutip laporan Bernama, trader minyak sawit David Ng menjelaskan bahwa permintaan yang lesu menjadi faktor utama penurunan harga ini. Sentimen positif yang seharusnya didukung oleh laju produksi yang lebih lambat tidak mampu mengimbangi dampak dari lemahnya permintaan.
“Kami melihat support di 3.850 Ringgit Malaysia per ton dan resistance di 4.000 Ringgit Malaysia per ton,” ujar David Ng, dikutip dari Bernama pada Rabu (4/9/2024).
Penurunan Permintaan Global
Penurunan permintaan CPO diperkirakan dipicu oleh beberapa faktor, termasuk kondisi pasar global yang tidak stabil dan berkurangnya permintaan dari negara-negara pengimpor utama seperti India dan Tiongkok. Sementara itu, di sisi produksi, meskipun terjadi perlambatan, dampaknya belum cukup signifikan untuk mendongkrak harga di tengah lemahnya minat pasar.
Meski begitu, pelaku pasar tetap optimis bahwa permintaan CPO dapat pulih kembali dalam jangka menengah, terutama jika terjadi pemulihan ekonomi global yang dapat mendorong peningkatan konsumsi terhadap produk turunan CPO, seperti minyak goreng dan biodiesel.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor