BeritaInvestor.id – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange mengalami kenaikan pada awal perdagangan pekan ini, Rabu (30/8/2023), melanjutkan tren reli sejak perdagangan sebelumnya. Sentimen positif yang mendukung harga CPO ini didorong oleh sejumlah faktor.
Menurut data dari Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan naik sebesar 0,69% ke posisi MYR 3.957 per ton pada pukul 08:00 WIB. Kenaikan ini membuat harga CPO tetap berada di atas level 3.900 selama empat hari berturut-turut sejak pekan sebelumnya.
Pada perdagangan sebelumnya, Selasa (29/8/2023), harga CPO ditutup dengan kenaikan sebesar 0,51% ke posisi MYR 3.930 per ton. Namun, secara mingguan harga CPO masih turun sebesar 0,81%, sementara secara tahunan mengalami koreksi tajam sebesar 5,58%.
Harga CPO belakangan ini mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dipengaruhi oleh sentimen positif dan negatif. Meskipun terjadi koreksi dalam sehari, harga CPO kemungkinan dapat kembali menguat pada hari berikutnya.
Kenaikan harga CPO didorong oleh pelemahan nilai tukar ringgit, walaupun ada kekhawatiran terkait pasokan berlebihan dan pelemahan harga minyak nabati saingan yang membatasi kenaikan tersebut.
“Pelemahan ringgit membantu mengangkat harga hari ini, walaupun produksi tetap menarik di Malaysia dan permintaan masih lesu, membuat pasar tetap rentan terhadap tekanan jual,” ujar Paramalingam Supramaniam, direktur pialang Pelindung Bestari, seperti yang dikutip dari Reuters.
Ringgit Malaysia (MYR), mata uang perdagangan sawit, menguat 0,19% terhadap dolar pada hari sebelumnya, namun tetap berada pada level terendah dalam dua bulan. Pelemahan nilai tukar ringgit membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
Sementara itu, pergerakan harga minyak nabati lainnya juga mempengaruhi harga CPO. Minyak kedelai dan minyak nabati lainnya bersaing dalam mendapatkan pangsa pasar global minyak nabati.
Tingkat curah hujan monsun yang rendah di India juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga CPO. Pola cuaca El Niño telah mengurangi curah hujan, dan perkiraan curah hujan yang rendah di bulan Agustus dan September telah mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Meskipun demikian, ekspor produk minyak sawit dari Malaysia dan Indonesia juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga CPO. Data menunjukkan bahwa ekspor produk minyak sawit mengalami penurunan pada Agustus, namun stok minyak sawit tetap tinggi.
Para analis teknikal juga mencermati pergerakan harga CPO. Wang Tao, seorang analis teknikal, mengatakan bahwa harga CPO terlihat netral dalam kisaran MYR 3.909-3.963 per ton, dan penurunan nilai ini dapat memberikan petunjuk arah pergerakan selanjutnya.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.