BeritaInvestor.id – Harga dua saham emiten produsen beras di dalam negeri, yaitu PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), mengalami pergerakan yang beragam pada sesi perdagangan pertama Jumat (22/9/2023). Ini terjadi seiring dengan terus meningkatnya harga beras di pasar domestik.
Pada sesi pertama hari ini, saham HOKI mengalami pelemahan sebesar 0,71% dan berada di posisi Rp 140 per saham. Sementara itu, saham NASI cenderung stagnan dan diperdagangkan di harga Rp 94 per saham pada pukul 12:00 WIB.
Meskipun saham HOKI melemah dan saham NASI mengalami stagnasi pada sesi perdagangan pertama hari ini, namun kinerja keduanya dalam satu minggu, satu bulan, bahkan sepanjang tahun ini cukup mengesankan.
Dalam satu minggu terakhir, saham HOKI mengalami lonjakan sebesar 9,38%, sementara saham NASI juga melonjak sebanyak 5,62%. Selanjutnya, dalam satu bulan terakhir, saham HOKI bahkan meroket hingga 79,49%, sedangkan saham NASI melejit sebanyak 34,29%.
Namun, jika melihat performa sepanjang tahun ini, keduanya memiliki nasib yang berbeda. Saham HOKI mengalami peningkatan sebesar 35,92%, sementara saham NASI justru mengalami penurunan sebesar 6,93%.
Peningkatan kinerja saham produsen beras ini tentunya dipengaruhi oleh terus meningkatnya harga beras di dalam negeri. Bahkan, pada hari ini saja, harga beras kembali mengalami kenaikan signifikan. Harga beras saat ini telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah sejak Maret 2023.
Berdasarkan pemantauan di sejumlah toko kelontong di beberapa daerah, harga beras medium saat ini berkisar antara Rp 13.000 hingga Rp 14.000 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium bahkan mencapai Rp 18.000 per kilogram.
Perlu diketahui, HET untuk beras medium di wilayah Jawa ditetapkan sebesar Rp 10.900 per kilogram, sedangkan untuk beras premium sebesar Rp 13.900 per kilogram.
Secara rata-rata bulanan, harga beras medium pada bulan September 2023 mencapai Rp 12.560 per kilogram, mengalami peningkatan dibandingkan dengan September 2022 yang hanya sekitar Rp 10.950 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium pada bulan yang sama mencapai Rp 14.210 per kilogram, mengalami lonjakan dari Rp 12.480 per kilogram pada September 2022.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa kenaikan harga beras ini sejalan dengan kenaikan harga gabah di tingkat petani, serta kenaikan harga beras di tingkat penggilingan dan grosir. Kenaikan harga beras juga menjadi penyebab utama inflasi pada bulan Agustus 2023 secara bulanan, serta sepanjang tahun 2023 hingga saat ini (year-to-date/YTD).
Isu krisis beras terus mencuat, terutama setelah kondisi El Nino yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus hingga Oktober 2023. Hal ini mengancam sektor pertanian dalam negeri dan berpotensi menurunkan produksi beras, yang merupakan pangan utama masyarakat Indonesia.
Hingga bulan Juli 2023, data dari Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat bahwa Indeks Harga Beras Organisasi Pangan dan Pertanian mengalami kenaikan sebesar 2,8% dan mencapai 129,7 poin. Angka ini meningkat sebanyak 19,7% dibandingkan tahun sebelumnya, dan mencapai nilai nominal tertinggi sejak September 2011.
Kenaikan harga beras yang telah berlangsung sejak awal tahun ini tentunya menjadi sentimen positif bagi saham produsen beras seperti HOKI dan NASI. Meskipun demikian, dampaknya terhadap kinerja kedua saham tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor