BeritaInvestor.id – Pada tanggal 26 Juli 2023, harga batu bara mengalami penguatan selama sembilan hari berturut-turut, mencatat rekor rally terpanjang tahun ini. Kenaikan harga ini didorong oleh sentimen potensi rebound permintaan batu bara dunia setelah proses normalisasi pasca Covid-19.
Pada perdagangan tersebut, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus ditutup di posisi US$ 147,65 per ton, menguat tipis sebesar 0,1%. Penutupan harga tersebut merupakan yang tertinggi dalam 14 hari perdagangan terakhir.
Sejak mencapai titik terendah pada tanggal 13 Juli di US$ 127,15, harga batu bara sudah mengalami kenaikan sebesar 16%. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara menguat 16%.
Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal tahun 2023 sempat mempengaruhi konsumsi batu bara dunia, menyebabkan penurunan konsumsi sebesar 9%, atau sekitar 119 juta ton, pada periode 2019-2020 menjadi 1,181 miliar ton. Namun, pada tahun 2021 dan 2022, konsumsi batu bara mulai menunjukkan rebound menjadi 1,226 miliar ton dan 1,229 miliar ton, menurut data dari Clarksons Research.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Peningkatan permintaan pada tahun 2023 menunjukkan tanda-tanda positif. Volume perdagangan batu bara diperkirakan mendekati puncak yang terjadi empat tahun lalu. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa volume perdagangan tahun 2023 dapat meningkat sebesar 3-5% atau bahkan lebih dibandingkan dengan 12 bulan sebelumnya. Jika kisaran atas terjadi, maka konsumsi batu bara akan mendekati level rekor tertinggi sepanjang masa.
Peningkatan permintaan batu bara didukung oleh meningkatnya permintaan dari China sebagai konsumen batu bara terbesar di dunia. Penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di China meningkat sebesar 5,2% pada paruh pertama tahun 2023. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara menyumbang 71% dari total output listrik di China.
Selain itu, rencana stimulus ekonomi dari pemerintah China juga turut mendongkrak harga batu bara. Dengan perekonomian yang membaik, permintaan listrik dan batu bara diperkirakan akan terus meningkat.
Tak hanya itu, penurunan stok batu bara di India juga ikut mendukung penguatan harga batu bara. Stok batubara termal di pelabuhan-pelabuhan utama India mengalami penurunan pada tanggal 22 Juli 2023. Penurunan stok ini dipicu oleh anjloknya impor batubara termal India pada bulan Juni 2023 sebesar 24% secara tahunan.
Kenaikan harga batu bara ini berbanding terbalik dengan penurunan harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) sebesar 10,34%.
Selain itu, membaiknya outlook pertumbuhan ekonomi global juga turut mendukung penguatan harga batu bara. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dinaikkan menjadi 3% pada tahun 2023 dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,8%.
Dengan penguatan harga batu bara dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang lebih cepat meningkat, yang berpotensi meningkatkan permintaan akan komoditas energi.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor