BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus melambung selama lima hari berturut-turut hingga menembus level psikologis US$ 140 per ton. Kenaikan harga tersebut terjadi seiring melonjaknya permintaan listrik di China karena adanya gelombang panas yang memecahkan rekor.
Pada perdagangan Kamis (20/7/2023), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus ditutup di posisi US$ 140 per ton, menguat tipis sebesar 1,14%. Posisi penutupan ini merupakan yang tertinggi dalam delapan hari perdagangan terakhir.
Penguatan hari ini memperpanjang tren positif pasir hitam yang terus menguat sejak Senin pekan lalu. Dalam lima hari terakhir, harga batu bara sudah terbang hingga 10,11%.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
China diketahui telah menambah stok batu bara untuk menghadapi gelombang panas dan meningkatnya penggunaan listrik akibat penggunaan pendingin ruangan (AC) yang semakin tinggi di negara tersebut. Kondisi ini menjadi faktor utama kenaikan harga batu bara.
Konsumsi batu bara di China merupakan yang tertinggi di dunia dan menjadi pilihan utama sebagai sumber tenaga listrik yang murah. Produksi listrik dari pembangkit batu bara di China bahkan melonjak 14% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Namun, peningkatan produksi listrik dari batu bara ini juga menjadi pertanyaan, mengingat China telah menjadi salah satu pemimpin dalam transisi energi terbarukan. Namun, gelombang panas menyebabkan penggunaan listrik meningkat, sementara produksi listrik dari energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air, mengalami penurunan akibat pasokan air yang surut.
Otoritas China pada Senin (17/7/2023) melaporkan cuaca ekstrem dengan suhu mencapai rekor 52,2 derajat Celcius (126 derajat Fahrenheit) di beberapa wilayah barat laut negara itu selama akhir pekan.
India, sebagai konsumen batu bara terbesar kedua di dunia, juga sedang menghadapi permasalahan dalam menambah pasokan. Upaya pemerintah untuk melakukan privatisasi perusahaan batu bara negara mengalami kendala, karena sektor swasta kesulitan memperoleh pendanaan dari perbankan yang saat ini beralih ke bisnis energi terbarukan.
Sementara itu, gelombang panas di Eropa, terutama di banyak negara bagian utara, juga menjadi faktor kenaikan harga batu bara. Suhu yang diprediksi akan mencapai di atas 40 derajat Celcius di Italia, Spanyol, dan Yunanni telah mendorong kenaikan harga gas alam, sumber energi substitusi batu bara, di Eropa. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) naik 6,4% menjadi 27,915 euro per mega-watt hour (MWh).
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor