BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus melesat dan telah naik dalam empat hari perdagangan beruntun. Kenaikan ini terkait erat dengan kenaikan harga minyak mentah yang baru-baru ini mencapai level psikologis US$90 per barel, yang seiringnya dengan pemangkasan produksi minyak Arab Saudi.
Menurut data dari Refinitiv, kontrak batu bara ICE Newcastle untuk bulan Oktober ditutup pada posisi US$166,35 per ton, mengalami kenaikan sebesar 4,29% pada hari Selasa (5/9/2023). Harga penutupan tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir, sejak 9 Mei 2023.
Selama bulan ini, harga batu bara telah menguat secara konsisten selama empat hari berturut-turut, dengan peningkatan sebesar 4,6%. Kenaikan ini bahkan berhasil melampaui level psikologis US$160 per ton.
Kenaikan harga batu bara ini terkait erat dengan melonjaknya harga minyak mentah yang telah mencapai US$90 per barel. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemangkasan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari yang diadopsi oleh Arab Saudi hingga akhir tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh CNBC International.
Minyak mentah adalah bahan baku energi yang memiliki dampak besar terhadap volatilitas harga komoditas energi lainnya, termasuk batu bara. Keduanya memiliki keterkaitan yang kuat karena batu bara sering digunakan sebagai sumber energi alternatif bagi minyak.
Namun, selain faktor-faktor tersebut, pergerakan harga batu bara juga dipengaruhi oleh perkembangan di Tiongkok. Data menunjukkan bahwa aktivitas jasa di Tiongkok mengalami penurunan signifikan dengan angka 51,8 pada bulan Agustus, mencapai level terendah dalam delapan bulan. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan permintaan di Tiongkok.
Sementara itu, analis dari Administrasi Energi Amerika Serikat (IEA) memperkirakan bahwa perdagangan batubara dunia melalui laut pada tahun 2023 dapat mencapai 1.335 juta ton, meningkat sekitar 6% dari volume empat tahun sebelumnya. Salah satu faktor pendorong adalah peningkatan impor ke Tiongkok.
Di India, Kementerian Batu Bara meyakinkan bahwa stok batu bara yang mencapai 86 juta ton pada Agustus 2023 cukup untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik.
Di Eropa, masalah pasokan energi dari Rusia telah menyebabkan kenaikan harga batu bara. Komisi Eropa bahkan mengusulkan agar skema pembelian gas bersama Uni Eropa menjadi permanen sebagai respons terhadap permintaan yang melampaui ekspektasi. Hal ini tampaknya mempengaruhi harga gas alam, yang merupakan sumber energi alternatif bagi batu bara, dengan harga gas alam Eropa EU Dutch TTF mengalami penurunan hingga 3,28% menjadi 34,45 euro per Mega-Watt hour (MWh).
Semua faktor ini bersama-sama memberikan pandangan yang kompleks terhadap pergerakan harga batu bara di pasar energi global.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.