Harga batu bara akhirnya mengalami kenaikan setelah mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut. Pada perdagangan Kamis (15/6/2023), harga batu bara kontrak Juli di pasar ICE Newcastle ditutup pada posisi US$ 139,7 per ton, mengalami kenaikan sebesar 2,61% atau hampir 3%.
Penguatan ini menjadi pembalikan dari tren negatif yang terjadi pada harga batu bara sejak Jumat pekan lalu hingga Rabu pekan ini, di mana harga batu bara mengalami penurunan sebesar 5,8%.
Kenaikan harga batu bara ini didorong oleh penurunan produksi batu bara di China serta kenaikan harga gas. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) melonjak 7,4% dalam sehari dan 53% dalam seminggu pada perdagangan kemarin, mencapai 41,15 euro per mega-watt hour (MWh).
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Lonjakan harga tersebut disebabkan oleh penutupan ladang gas di Groningen, Belanda, yang merupakan salah satu ladang gas penting di Eropa. Penutupan ladang gas ini dijadwalkan akan dimulai pada bulan Oktober tahun ini karena kerusakan yang disebabkan oleh akumulasi gempa.
Batu bara merupakan sumber energi alternatif bagi gas, sehingga biasanya harga keduanya saling mempengaruhi. Selain itu, harga batu bara juga naik karena China memutuskan untuk menurunkan produksi batu bara dengan tujuan mengurangi pasokan di tengah permintaan yang menurun. Produksi batu bara China pada bulan Mei mencapai 385,5 juta ton, atau 12,44 juta ton per hari, yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi harian pada bulan April sebesar 12,72 juta ton.
Selama periode Januari hingga Mei 2023, produksi batu bara China mencapai 1,91 miliar ton, mengalami peningkatan sebesar 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Utilisasi 442 tambang batu bara di China turun menjadi 83,5% pada Mei dari 85,2% pada April.
Meskipun pasokan batu bara di pelabuhan China mencapai rekor tertinggi pada awal Juni karena kurangnya permintaan dari sektor industri, diperkirakan permintaan akan meningkat karena adanya gelombang panas. Produksi listrik China meningkat sebesar 5,6% (year on year/yoy) menjadi 688,6 miliar kilowatt-hour (kWh) pada bulan Mei. Selama periode Januari hingga Mei, produksi listrik naik sebesar 3,9% menjadi 3,42 triliun kWh.
Di sisi lain, India melaporkan pasokan batu bara yang memadai. Meskipun permintaan listrik meningkat karena gelombang panas, India mengumumkan bahwa pasokan batu bara mereka naik 44% menjadi 110,58 juta ton per tanggal 13 Juni 2023. Pasokan yang memadai ini diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran banyak pihak terhadap risiko krisis listrik seperti yang terjadi tahun sebelumnya.