BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus menunjukkan tren penguatan pada Kamis (9/11/2023), dipicu oleh pertumbuhan data ekspor dari dua negara produsen utama, Indonesia dan Australia.
Pada tanggal yang sama, harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka November 2023 mengalami kenaikan sebesar US$ 0,50 menjadi US$ 123 per ton. Sementara itu, kontrak berjangka Desember 2023 melonjak US$ 1,50 menjadi US$ 128,75 per ton, dan kontrak berjangka Januari 2024 naik US$ 1,50 menjadi US$ 132 per ton.
Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam pada kontrak berjangka November 2023 mengalami penguatan sebesar US$ 1,45 menjadi US$ 126,55, sementara kontrak Desember 2023 meningkat US$ 2,15 menjadi US$ 119,60. Tak ketinggalan, kontrak berjangka Januari 2024 juga naik US$ 2,10 menjadi US$ 116,10.
Ekspor batu bara termal Indonesia menunjukkan pertumbuhan hampir 15% secara bulanan pada Oktober 2023, didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara Asia. Bahkan, ekspor batu bara termal Indonesia telah melampaui 413 juta metrik ton selama sepuluh bulan pertama tahun 2023, mencatat pencapaian baru yang menegaskan posisi Indonesia sebagai eksportir terkemuka bahan bakar listrik beremisi tinggi.
Peningkatan pengiriman dari Indonesia mencapai 11,5% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, melampaui pertumbuhan total ekspor batu bara global yang diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023, meskipun ada upaya untuk melakukan transisi pada beberapa sistem energi utama dari bahan bakar fosil.
Data dari Kpler mencatat bahwa, untuk pertama kalinya, Indonesia menyumbang lebih dari 50% ekspor batu bara termal secara global selama periode Januari hingga Oktober. Keberhasilan ini menandai pencapaian luar biasa Indonesia dalam merebut pangsa pasar dari pesaingnya di arena ekspor.
Di sisi lain benua, ekspor batu bara kokas Australia juga mengalami pertumbuhan sebesar 14% secara bulanan pada Oktober 2023, mencapai 11,6 juta ton. Permintaan yang meningkat, terutama dari India, membuat ekspor batu bara kokas Australia ke India melonjak sebesar 28%, mencapai 3,45 juta ton pada bulan Oktober, dibandingkan dengan 2,69 juta ton pada bulan September 2023.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor