BeritaInvestor.id – Pada awal pekan ini, harga batu bara mengalami kenaikan yang didorong oleh stimulus perekonomian China yang dapat memicu permintaan batu bara dari industri. Meskipun demikian, sentimen masuknya musim hujan di banyak titik China berpotensi menekan harga batu bara, karena hujan akan mengakhiri heatwaves yang membatasi permintaan pembangkit listrik batu bara.
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup pada posisi US$ 140,9 per ton, mengalami penguatan sebesar 1%, yang berhasil memutus pelemahan harga batu bara dalam dua hari sebelumnya.
Penguatan harga batu bara didorong oleh rencana stimulus ekonomi China. Data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI) menunjukkan perbaikan, dengan PMI Manufaktur NBS resmi meningkat menjadi 49,3 pada Juli 2023 dari 49 pada Juni. Meskipun PMI membaik, indeks masih terkontraksi selama empat bulan beruntun.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
China sebagai konsumen terbesar batu bara sedang mematangkan stimulus ekonomi yang berfokus pada upaya untuk menggerakkan konsumsi dalam negeri dan investasi. Perkembangan di Tiongkok akan berdampak besar terhadap harga batu bara di pasar global.
Namun, sentimen penguatan harga batu bara berpotensi terbatas karena China mulai memasuki musim hujan di beberapa titik. Sebelumnya, heatwaves di China meningkatkan permintaan pembangkit listrik batu bara untuk pendingin ruangan. Saat ini, Tiongkok juga dihadapkan dengan masalah angin topan doksuri pada 27-28 Juli yang berpotensi menghentikan operasi pertambangan untuk mencegah kecelakaan kerja.
Dari sisi India, sebagai konsumen terbesar batu bara kedua, diharapkan melakukan ekspansi industri baja yang akan memacu permintaan batu bara metalurgi. Sekitar 40% batu bara metalurgi, yang digunakan oleh pabrik baja dan dikenal sebagai batu bara kokas, kini menuju ke India.
Di Eropa, harga gas sebagai sumber energi pilihan melonjak akibat perkiraan output angin yang rendah di Eropa barat laut dan Inggris. Penurunan produksi pembangkit tenaga angin Inggris dibandingkan dengan pembangkit tenaga angin Jerman berdampak pada harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) yang juga searah dengan harga batu bara, mengalami kenaikan 9,7% ke 28,366 euro per mega-watt hour (MWh).
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor