Harga batu bara kembali mengalami pelemahan. Pada perdagangan Rabu (21/6/2023), harga batu bara kontrak Juli di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 133,65 per ton, mengalami penurunan sebesar 0,67%. Hal ini berbanding terbalik dengan penguatan sebelumnya yang mencapai 1,31%.
Pergerakan harga batu bara terbatas dalam sepekan terakhir karena minimnya katalis atau faktor penopang. Harga gas alam menjadi katalis terbesar, di mana harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) mengalami pelemahan sebesar 5,1% menjadi 36,74 euro per mega-watt hour (MWh). Karena batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas, harga gas dan batu bara saling mempengaruhi.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Penurunan harga gas alam disebabkan oleh kekhawatiran terkait meredanya pasokan dan penurunan permintaan listrik karena cuaca yang tidak sepanas sebelumnya.
Selain itu, sentimen negatif yang mempengaruhi pelemahan harga batu bara adalah minimnya permintaan dan kekhawatiran terkait ekonomi China. Pengiriman batu bara melalui Pelabuhan Newcastle, Australia, mencapai level terendah dalam lima tahun terakhir akibat gangguan cuaca dan persoalan tenaga kerja. Impor batu bara ke Eropa dan Asia juga mengalami penurunan pada bulan Juni.
Penurunan permintaan batu bara terkait melemahnya ekonomi China menjadi perhatian besar, karena data ekonomi dari China terus mengecewakan dalam pekan terakhir. Sektor manufaktur mengalami kontraksi, impor menurun, dan sektor perumahan mengalami krisis.