BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus menunjukkan kekuatan dengan penguatan yang berlangsung selama delapan hari beruntun, berhasil bertahan di atas level psikologis US$ 150 per ton. Kenaikan ini membawa harga batu bara ke level tertinggi sejak 23 Mei 2023, hampir tiga bulan yang lalu.
Namun, tren penurunan terlihat terutama pada batu bara dengan kandungan kalori rendah, yang merupakan komoditas utama yang diekspor oleh Indonesia. Hal ini terjadi karena permintaan yang terus meningkat dari China dan India, yang tengah membeli dan mengakumulasi stok besar persediaan batu bara.
Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa harga kontrak September batu bara ICE Newcastle ditutup pada posisi US$ 154,65 per ton, mengalami kenaikan sebesar 0,7%. Ini merupakan level penutupan tertinggi sejak tiga bulan lalu, sejak 23 Mei 2023.
Selama bulan Agustus ini, harga batu bara telah mengalami kenaikan sebesar 11,3% dari level US$ 138,85. Pergerakan harga batu bara dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, termasuk dampak dari sanksi terhadap Rusia serta isu-isu pasokan dari Indonesia.
Rusia masih terkena larangan ekspor batu bara, khususnya ke negara-negara afiliasi barat yang mengekspresikan keprihatinan terhadap situasi di Ukraina. Sanksi ini dapat berdampak pada operasional perusahaan-perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan Rusia, termasuk bisnis pertambangan.
Selain itu, Uni Eropa juga memberlakukan embargo impor batu bara dari Rusia sejak Agustus 2022 sebagai bagian dari sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Sentimen dalam pasar global batu bara juga dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan di pasar batu bara termal di Asia, yang diperkirakan akan mengalami pelemahan kembali dalam minggu ini.
Indonesia, sebagai salah satu eksportir terbesar batu bara, juga menghadapi sejumlah tantangan. Perusahaan tambang di Indonesia harus menghadapi kenaikan biaya produksi dan royalti yang signifikan, yang dapat memengaruhi partisipasi dalam perdagangan pasar spot.
Sebagai salah satu pemasok utama batu bara global, situasi di Indonesia berdampak pada dinamika harga batu bara secara keseluruhan. Ketersediaan pasokan dapat dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan tambang dalam negeri. Ketersediaan kargo spot di wilayah Kalimantan bagian tengah dan timur juga terpengaruh oleh faktor-faktor seperti permukaan air yang rendah dan penundaan dalam proses pemuatan kargo.
Namun, perlu diperhatikan bahwa harga batu bara dengan kandungan kalori rendah atau yang termasuk dalam kategori ICI 2-4 (5.800-4.200 GAR) mengalami penurunan. Harga-harga ini berada di bawah angka US$ 90 per ton, menunjukkan tantangan dalam segmen ini.
Harga batu bara dengan kalori rendah (3400 GAR) mengalami penurunan menjadi US$ 31,27 per ton, seiring melemahnya permintaan listrik dan aktivitas industri di kawasan Asia, terutama di China. Faktor-faktor musiman dan berbagai sentimen global terus membentuk pergerakan harga batu bara dalam pasar yang dinamis ini.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor