BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan ini didorong oleh adanya gelombang suhu panas yang melanda wilayah Asia dan Eropa. Pada pekan sebelumnya, harga batu bara sempat mengalami penurunan dan mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir. Namun, tingginya permintaan dari China sebagai importir batu bara terbesar mampu membalikkan arah harga dan membuatnya kembali naik.
Berdasarkan data dari Refinitiv, harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup pada posisi US$134 per ton pada perdagangan Senin (17/7/2023), mengalami apresiasi tipis sebesar 0,93%. Ini merupakan level penutupan tertinggi dalam empat hari perdagangan terakhir. Peningkatan harga batu bara juga turut membawa kenaikan harga pasir hitam sebesar 4,4%.
[tv-chart symbol=”NCF1″ width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Salah satu faktor yang mendukung kenaikan harga batu bara adalah perkembangan di China. Negara tersebut sedang mengalami gelombang suhu panas dengan suhu mencapai 52,2 derajat Celcius, yang mendorong peningkatan konsumsi batu bara. Kenaikan ini terjadi karena meningkatnya penggunaan listrik untuk pendingin ruangan, sehingga pembangkit membutuhkan pasokan lebih untuk meningkatkan produksi.
Namun, tingginya permintaan di China tidak dapat dipenuhi oleh produksi batu bara dalam negeri. Berdasarkan data dari Biro Statistik China (NBS), produksi batu bara China sepanjang bulan Juni mencapai 390,1 juta ton, meningkat 2,5% secara tahunan (yoy) atau 1,2% secara bulanan (mom).
Total produksi batu bara selama paruh pertama tahun 2023 mencapai 2,3 miliar ton, mengalami kenaikan sebesar 4,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Menghadapi gelombang panas, pemerintah mendorong penambang untuk meningkatkan produksi guna memenuhi pasokan. Oleh karena itu, impor batu bara menjadi pilihan.
Konsumsi batu bara di China terutama terjadi di daerah pesisir yang terkena gelombang panas. Data dari China Coal Transportation and Distribution Association (CCTD) menunjukkan bahwa konsumsi harian di delapan wilayah pesisir China mencapai level tertinggi dalam empat tahun terakhir pada bulan Juni.
Gelombang panas juga terjadi di Eropa, seperti di Italia, dan suhu yang mencapai rekor tertinggi antara 40 hingga 46 derajat Celcius. Meskipun demikian, harga gas alam sebagai bahan bakar energi pilihan di Eropa dan sebagai sumber energi pengganti batu bara masih mengalami penurunan harga. Harga gas alam EU Dutch TTF di Eropa turun 3,3% pada hari sebelumnya, menjadi 25,10 euro per mega-watt hour (MWh).
Dalam skenario meningkatnya suhu di Eropa, permintaan listrik diperkirakan akan meningkat, sehingga harga komoditas energi kemungkinan akan naik.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor