BeritaInvestor.id – Grab Melanjutkan Rencana Akuisi GoTo Grab Holdings Ltd masih berusaha untuk mengambil alih GoTo Group. Perusahaan taksi online ini sudah mulai melakukan uji tuntas terhadap GoTo yang dipimpin oleh Patrick Walujo. Informasi ini berasal dari beberapa sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Evaluasi dan Pembicaraan Sedang Berlangsung Sumber tersebut menyebutkan bahwa Grab telah memeriksa akun, kontrak, dan operasi GoTo. Pemegang saham serta manajemen dari kedua perusahaan juga sedang menilai potensi struktur dan nilai kesepakatan ini. Meski pembicaraan terus berlanjut, ada kemungkinan merger ini tidak akan terlaksana. Tantangan Merger dan Sejarah Grab Grab, yang didukung oleh Uber Technologies Inc, pernah mencoba untuk bergabung dengan GoTo, namun usaha ini tidak pernah sukses karena kekhawatiran akan masalah antimonopoli. Pada tahun 2018, Uber meninggalkan Asia Tenggara dengan menukarkan sahamnya ke Grab. Meskipun ada pesaing lebih kecil, mereka belum dapat merebut pangsa pasar Grab dan GoTo secara signifikan. Baik Grab maupun GoTo menolak untuk memberikan komentar terkait isu ini. Valuasi GoTo dan Potensi Kesepakatan Grab diperkirakan melakukan valuasi lebih dari US$7 miliar untuk GoTo, dengan skenario pembelian seluruh saham lebih dari Rp100 per lembar. Diskusi menjadi semakin serius dan kabarnya, mereka menargetkan tahun 2025 untuk mencapai kesepakatan. Saham GoTo, yang juga merupakan investor dari SoftBank Group Corp, mengalami kenaikan hingga 6,3% pada tanggal 18 Maret 2025, walaupun pasar saham Indonesia sedang dalam penurunan besar. Saham GoTo naik sekitar 15% tahun ini, memberikan perusahaan ini nilai pasar sebesar Rp95 triliun (US$5,8 miliar). Peluang Merger dan Tantangan Regulasi Menurut analis dari Bloomberg Intelijen, Nathan Naidu, peluang untuk regulator mengizinkan merger antara Grab dan GoTo sangat kecil. Gabungan kedua entitas ini dapat menguasai 60-70% pangsa pasar layanan on-demand di Asia Tenggara, yang dinilai berpotensi menciptakan perilaku monopoli. Integrasi ini bisa menarik perhatian regulator dan berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Pertumbuhan Grab dan GoTo juga mengalami penurunan drastis karena konsumen di Asia Tenggara mengurangi pengeluaran menghadapi isu inflasi dan suku bunga tinggi.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.