BeritaInvestor.id – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah mengumumkan bahwa mereka mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif sebesar Rp 386 miliar untuk tahun 2024. Capaian ini melampaui target yang ditetapkan perusahaan untuk mencapai titik impas di tahun yang sama.
Pertumbuhan Pengguna dan Pendapatan
Dalam siaran persnya, GOTO melaporkan bahwa jumlah pengguna yang melakukan transaksi bulanan meningkat sebesar 22% pada kuartal IV-2024. Sementara itu, Gross Transaction Value (GTV) inti Grup naik 66% menjadi Rp 79,2 triliun di kuartal keempat. Untuk keseluruhan GTV Grup, kenaikan tercatat 32% menjadi Rp 144,5 triliun, dan pendapatan bruto tumbuh 28% menjadi Rp 5,0 triliun.
Kenaikan Signifikan EBITDA
EBITDA yang disesuaikan untuk Grup meningkat hampir 348% dan 191% secara kuartalan, mencapai Rp 399 miliar untuk kuartal keempat dan Rp 386 miliar untuk setahun penuh. Data ini berdasarkan proforma yang mengasumsikan Tokopedia dan usaha pengiriman GoTo Logistics sudah didekonsolidasi sejak 1 Januari 2023.
Kenyataan Positif dari Unit Usaha
Direktur Utama GoTo, Patrick Walujo, menyatakan bahwa pada 2024, perusahaan terus mencari cara baru untuk bersaing di pasar. “Dengan inovasi dan eksekusi yang baik, kami berhasil melampaui target, mencapai EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp 386 miliar untuk tahun ini,” ungkapnya. Unit usaha On-Demand Services (ODS) dan Financial Technology (Fintech) juga mencatatkan EBITDA positif di kuartal IV-2024, masing-masing mencapai Rp 267 miliar dan Rp 14 miliar.
Proyeksi Kinerja ke Depan
GOTO juga memprediksi untuk tahun 2025, mereka menargetkan EBITDA grup yang disesuaikan antara Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,6 triliun. Laporan keuangan menunjukkan bahwa pendapatan bersih perusahaan pada 2024 mencapai Rp 15,9 triliun, meningkat 8% dibandingkan 2023, dengan total beban menurun 28%.
Secara proforma, pendapatan bersih pada 2024 meloncat 93% menjadi Rp 14,75 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,65 triliun. Total beban yang dicatat GOTO adalah Rp 18,1 triliun, sehingga rugi usaha mencapai Rp 2,2 triliun, lebih baik 78% dibanding tahun sebelumnya. Beban lain-lain tercatat Rp 3 triliun, turun 96% dari tahun lalu, dan rugi tahun berjalan menyusut 94% menjadi Rp 5,5 triliun dibandingkan Rp 90,5 triliun pada 2023.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.