BeritaInvestor.id – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami perubahan signifikan dalam pengelompokan indeks FTSE Global Equity. Dalam review semi-annual terbaru yang diumumkan pada 23 Agustus 2024, GOTO dipindahkan dari kategori large cap ke mid cap. Perubahan ini akan efektif mulai 20 September 2024.
Selain GOTO, beberapa perusahaan besar lainnya seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT United Tractors Tbk (UNTR) juga dipindahkan dari kategori large cap ke mid cap. Pergeseran ini merupakan bagian dari penyesuaian berkala yang dilakukan oleh FTSE berdasarkan kriteria kapitalisasi pasar.
Performa Saham GOTO
Pada perdagangan Jumat, 23 Agustus 2024, saham GOTO tercatat menguat 1,92% ke level Rp 53 per saham. Meskipun demikian, performa saham GOTO sepanjang tahun berjalan (year to date atau ytd) masih mencatat penurunan yang cukup tajam, dengan anjlok 38,37%. Hal ini menjadikan GOTO salah satu kontributor terbesar (top laggards) terhadap penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), memberikan dampak negatif sebesar -70,75 poin pada IHSG.
Meskipun demikian, terdapat kabar positif dari sisi perdagangan asing, di mana asing mencatatkan net buy di saham GOTO sebesar Rp 19,8 miliar pada perdagangan 23 Agustus 2024.
Kinerja Kuartal II-2024 GOTO
Di tengah tantangan yang dihadapi, GOTO berhasil mencatatkan beberapa pencapaian penting pada kuartal II-2024. Rugi bersih perusahaan berhasil ditekan menjadi Rp 1,83 triliun, dibandingkan dengan Rp 3,29 triliun pada tahun lalu. Pemangkasan beban operasional sebesar 40,8% menjadi Rp 2,59 triliun turut mendukung perbaikan ini. Selain itu, pendapatan bersih GOTO tumbuh 3,01% year on year (yoy) menjadi Rp 3,65 triliun, seiring dengan penurunan insentif yang diberikan oleh perusahaan.
Nilai transaksi bruto (GTV) GOTO juga mencatat pertumbuhan 20% yoy menjadi Rp 121,58 triliun, dengan GTV inti grup tumbuh 54% yoy menjadi Rp 63,2 triliun. Pendapatan kotor naik 39% yoy menjadi Rp 4,3 triliun, dan adjusted EBITDA grup membaik sebesar 95% yoy, menjadi minus Rp 70 miliar dari minus Rp 1,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Richard Jonathan Halim, dalam risetnya mencatat bahwa segmen e-commerce GOTO juga mencatat peningkatan signifikan. E-commerce service fee naik 43,29% quarter on quarter (qoq) dan menyumbang pendapatan sebesar Rp 157,03 miliar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar Rp 109,63 miliar.
Di segmen fintech, GTV GOTO tumbuh 27% yoy menjadi Rp 115,3 triliun, dengan take rate meningkat 0,24% yoy. Pendapatan fintech juga melonjak 210,6% yoy menjadi Rp 640 miliar dari Rp 206 miliar pada tahun sebelumnya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor