BeritaInvestor.id – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah mencatat perbaikan yang signifikan dalam kinerja keuangan, dengan berhasil mengurangi rugi bersih baik secara kuartalan maupun semesteran hingga Juni 2023. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pengumuman resmi perusahaan pada Selasa (15/8/2023), GOTO berhasil memotong rugi bersih menjadi Rp 7,16 triliun, mengalami penurunan sebesar 48% dari periode semester I-2022 yang mencapai rugi bersih Rp 13,65 triliun.
Khusus dalam kuartal 2 (April-Mei-Juni), perbaikan yang drastis terlihat dengan penurunan rugi GOTO sebesar 56% menjadi rugi bersih sebesar Rp 3,31 triliun, dibandingkan dengan periode Juni 2022 yang mencatat rugi bersih Rp 7,56 triliun.
Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bersih atau top line yang mencapai 102,35%, mencapai Rp 6,88 triliun selama enam bulan, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,40 triliun.
Pendapatan bersih GOTO dalam periode kuartal mencapai Rp 3,55 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 87% dari kuartal 2-2022 yang mencapai Rp 1,90 triliun.
Selama enam bulan ini, GOTO berhasil mencatatkan pendapatan bruto sebesar Rp 11,81 triliun, mengalami peningkatan sebesar 10% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 10,74 triliun.
Secara rinci, pendapatan bruto dari lini bisnis on-demand service melalui Gojek masih menjadi yang terbesar dengan Rp 5,87 triliun, mengalami kenaikan sebesar 8% dari sebelumnya Rp 5,45 triliun. Diikuti oleh pendapatan e-commerce melalui Tokopedia sebesar Rp 4,48 triliun, naik 14% dari sebelumnya Rp 3,92 triliun.
Kontribusi dari bisnis unit lainnya didapatkan dari sektor fintech melalui GoTo Financial dengan pendapatan bruto Rp 823 miliar, naik 13% dari sebelumnya Rp 728 miliar, dan sektor logistik melalui GoTo Logistics sebesar Rp 1,14 triliun, naik 11% dari Rp 1,03 triliun.
Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, menyatakan bahwa perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada tahun ini, sejalan dengan komitmen yang telah ditetapkan. Peningkatan signifikan juga terlihat dalam EBITDA yang disesuaikan selama enam bulan pertama tahun ini, mencapai Rp-2,81 triliun, meningkat 69% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp-9,18 triliun.
Patrick menegaskan bahwa mencapai titik impas bukanlah tujuan akhir, tetapi pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan yang menjadi fokus. Strategi jangka panjang sedang disiapkan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan meningkatkan total pasar potensial dan memperluas basis konsumen. Patrick juga menekankan kedisiplinan pengelolaan beban usaha dan peningkatan pilihan layanan untuk melayani pasar yang lebih luas.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor