BeritaInvestor.id – Pasar obligasi di Asia mengalami gejolak pada perdagangan Kamis pagi. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang untuk tenor 10 tahun mencapai 1,5%, tertinggi dalam 16 tahun terakhir, mengikuti lonjakan yang terjadi di pasar obligasi Jerman kemarin.
Lonjakan Imbal Hasil Jepang Imbal hasil obligasi Jepang tenor 10 tahun meningkat 6,5 basis poin, sementara tenor 30 tahun melonjak 10,5 basis poin menjadi 2,51%, yang merupakan level tertinggi sejak 2008. Selain itu, tenor 40 tahun juga mencatatkan kenaikan ke level yang belum pernah terlihat sejak 2007.
Pemicu Gejolak Pasar Gejolak di pasar obligasi Jepang dipicu oleh ketidakpastian di Jerman, di mana obligasi Jerman, atau Bund, merosot di semua durasi dengan kenaikan yield mencapai 31 basis poin akibat perubahan kebijakan fiskal yang signifikan. “Investor mungkin tidak mengantisipasi perubahan besar ini, sehingga mereka perlu menyesuaikan pandangan ke depan,” ujar Masayuki Koguchi, Executive Chief Fund Manager di Mitsubishi UFJ Asset Management.
Imbas pada Pasar Obligasi Lainnya Dampak gejolak ini juga menyentuh obligasi pemerintah Selandia Baru dan Australia yang mengalami peningkatan yield hingga 10 basis poin. Di sisi lain, dalam perdagangan obligasi pemerintah AS (Treasury), imbal hasil untuk tenor 10 tahun mencapai 4,28%, seiring dengan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memberikan kelonggaran kepada industri otomotif.
Pergerakan di pasar AS menyusutkan selisih imbal hasil investasi antara AS dan Indonesia menjadi 258,3 basis poin dari sebelumnya 262,5 basis poin. “Potensi yield 10Y SUN mungkin bergerak flattish di kisaran 6,85%-6,90%, sedangkan yield 10Y INDON berpotensi sideways di kisaran 5,15%-5,20%,” kata tim analis Mega Capital Sekuritas.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.