BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) ke dalam perhitungan indeks IDX Value 30. Keputusan ini berlaku efektif mulai 5 Februari hingga 2 Agustus 2024.
IDX Value 30 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi harga yang rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Masuknya GJTL ke dalam IDX Value 30 merupakan kabar baik bagi Lo Kheng Hong, investor ritel legendaris yang memiliki saham GJTL sebanyak 180.633.000 lembar atau 5,183%.
Per 31 Desember 2023, Lo Kheng Hong tercatat memiliki 180.633.000 saham GJTL atau 5,183%. Jumlahnya bertambah dibandingkan per akhir November 2023 yang saat itu masih 175.563.800 saham atau 5,038%.
Cetak Laba Bersih Rp 699,27 Miliar
Gajah Tunggal mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 699,27 miliar per 30 September 2023.
Angka laba itu berbalik dari rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 169,33 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir kuartal III-2023, perseroan sebenarnya mencetak penjualan bersih yang turun tipis jadi Rp 12,57 triliun, dari Rp 12,75 triliun di 30 September tahun lalu.
Namun beban pokok penjualan mampu ditekan hingga ke posisi Rp 9,99 triliun, dari sebelumnya Rp 11,03 triliun di 9 bulan 2022.
Alhasil laba kotor mencapai Rp 2,57 triliun per akhir kuartal ketiga tahun ini, naik dari Rp 1,72 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Tekan Beban Pokok Penjualan
Gajah Tunggal berhasil menekan beban pokok penjualan hingga 10,4% secara tahunan. Hal ini didukung oleh efisiensi produksi dan pembelian bahan baku.
Beban pokok penjualan perseroan turun dari Rp 11,03 triliun menjadi Rp 9,99 triliun.
Penurunan beban pokok penjualan turut berkontribusi terhadap kenaikan laba kotor perseroan sebesar 48,9% secara tahunan.
Valuasi
Berdasarkan RTI per penutupan 29 Januari, rasio price to book value (PBV) GJTL 0,46 kali. Sedangkan price earning ratio (PER) 3,91 kali.
Market cap alias kapitalisasi pasar GJTL sebesar Rp 3,64 triliun.
Sebagai informasi, PBV dan PER adalah andalan Lo Kheng Hong dalam menentukan valuasi suatu saham itu murah atau mahal.
PBV 0,46 kali menunjukkan bahwa valuasi GJTL masih murah. Hal ini karena harga sahamnya jauh lebih rendah dari nilai bukunya.
Sementara itu, PER 3,91 kali juga masih tergolong rendah. Hal ini karena laba bersih perseroan tumbuh pesat.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor