Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Fitch: Depresiasi Rupiah Ancam Utang Valas Korporasi dan Investor Perlu Waspadai Risiko Refinancing

by Tim Redaksi
30, April, 2025
in Emiten
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Depresiasi rupiah sepanjang 2025 telah menimbulkan risiko bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki utang valas atau bergantung pada impor bahan baku. Menurut laporan Fitch Ratings, pelemahan rupiah hingga 3,33% year-to-date membuat perusahaan dengan kewajiban dollar AS jatuh tempo berpotensi terbebani lebih besar.

Risiko Utang Valas yang Matang
Pada kuartal pertama tahun ini, beberapa korporasi seperti PT Japfa Comfeed Tbk, Kawasan Industri Jababeka Tbk, dan Bukit Makmur Mandiri Utama tercatat memiliki risiko refinancing jangka pendek. Meski demikian, akses ke dana domestik dinilai masih memadai untuk menopang likuiditas mereka.

Sektor Konsumer Dampak Harga Bahan Baku
PT Indofood CBP Tbk dianggap sedikit terlindungi karena margin EBITDA yang besar, meski tetap terpapar fluktuasi harga bahan impor. Fitch menyebut emiten ini masih punya ruang manuver untuk menyerap tekanan inflasi.

Rupiah Mulai Stabil di Bulan April
Pekatulan rupiah terhadap dolar AS mengalami perlambatan pada April, hanya turun 0,59%. Sejak pasar keuangan dibuka pasca-Lebaran, mata uang domestik bahkan rebound 1,24% hingga level Rp16.658/USD.

Baca:

Direktur Operasi WEGE Dwi Purnomo Mundur: RUPS Akan Finalisasi

SMMA Laba Bersih Melejit 284% Meski Pendapatan Turun di Kuartal I 2025

ULN Swasta Stabil di US$ 194,8 Miliar
Data Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) sektor swasta tetap stabil pada Februari 2025. Rasio ULN terhadap PDB turun menjadi 30,2%, dengan mayoritas utang memiliki tenor panjang (84,7%).

Meski demikian, Fitch Ratings mengingatkan bahwa penurunan rupiah lebih dalam bisa memicu risiko refinancing bagi perusahaan yang kurang fleksibel di pasar obligasi global.Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

Astra ASII Laba Kuartal I-2025 Rp6,93 Triliun Turun 7% dari Tahun Sebelumnya

Next Post

GGRM Laba Bersih Terjun Bebas 82% Q1-2025, Ekuitas Meningkat

Next Post

GGRM Laba Bersih Terjun Bebas 82% Q1-2025, Ekuitas Meningkat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor