BeritaInvestor.id – Pada tanggal 24 Februari 2025, Indonesia mencatat momen penting dengan peresmian Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto. Danantara akan mengelola aset-aset dari Badana Usaha Milik Negara (BUMN) besar. Saat ini, Danantara dijadwalkan mengelola aset dari tujuh BUMN, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Mind ID. Total aset ketujuh BUMN tersebut diperkirakan mencapai Rp 9.600 triliun, yang merupakan 43,36% dari total perekonomian Indonesia yang mencapai Rp 22.139 triliun. Dividen yang disetor oleh ketujuh BUMN ini juga signifikan, yakni sekitar Rp 73 triliun pada 2023 dan diperkirakan naik menjadi Rp 76 triliun pada 2024, yang mencakup 90% dari total dividen BUMN ke APBN.
Modal Awal Danantara
Danantara akan memulai operasinya dengan modal awal lebih dari Rp 1.000 triliun dari ekuitas ketujuh BUMN, yang pada 2023 mencapai sekitar Rp 1.135 triliun. Selain itu, pemerintah juga akan menambahkan dana sebesar Rp 340 triliun dari program penghematan anggaran. Danantara juga dapat memanfaatkan aset-aset ini untuk menarik investasi, seperti menerbitkan obligasi dan mendapatkan pinjaman. Targetnya, aset Danantara bisa mencapai US$ 982 miliar (setara Rp 16.006,6 triliun) pada tahun 2029.
Potensi Dalam dan Luar Negeri
Danantara diperkirakan akan memiliki aset sekitar US$ 600 miliar di awal, menempatkannya di jajaran 10 besar Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan aset terbanyak di dunia. Jika targetnya tercapai, Danantara akan menduduki posisi keenam secara global. Seperti SWF terkenal lainnya, Danantara akan fokus berinvestasi di dalam negeri terlebih dahulu, lalu memperluas ke luar negeri.
Arus Modal Masuk
Menurut Wanming Du dari FTSE Russell, Danantara memiliki potensi besar untuk memperkuat ekonomi Indonesia dan menjadi pemain global dengan menarik investasi asing. Dengan kombinasi investasi di dalam dan luar negeri, termasuk pasar AS, Danantara diharapkan akan meningkatkan minat investor dan kontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan nasional. JPMorgan juga menilai keberadaan Danantara baik untuk pasar modal Indonesia jika dijalankan dengan baik. Jika Danantara memanfaatkan US$ 1-3 miliar untuk mendukung pasar modal, hal itu diprediksi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.