BeritaInvestor.id – PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) telah sukses dalam proses listing perdana sahamnya dengan melepas 1,18 miliar saham pada hari Selasa, 10 Oktober 2023. Penawaran ini memiliki potensi yang mengesankan, dengan saham STRK mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 26,57 kali lipat dari yang diharapkan. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa total pesanan saham STRK mencapai 31,35 miliar saham, melebihi target awal 1,18 miliar saham atau setara dengan 11,01 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Lovina Beach Brewery telah menetapkan harga initial public offering (IPO) sebesar Rp100 per saham, yang pada akhirnya menghasilkan dana segar sekitar Rp118 miliar. Selain penawaran saham baru, perusahaan ini juga akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak 3.245.000.000 waran, setara dengan 34,01 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh saat pendaftaran IPO.
Setiap pemegang 100 lembar saham STRK berhak atas 1 waran secara cuma-cuma, yang memberikan hak untuk membeli 1 saham baru. Harga pelaksanaan waran ditetapkan sebesar Rp250 per lembar, dengan periode konversi antara 10 April 2024 hingga 9 Oktober 2024. Potensi dana segar dari hasil penerbitan waran mencapai Rp338,98 miliar. Waran STRK (kode saham: STRK-W) akan dapat diperdagangkan oleh pemegang saham STRK mulai dari 10 Oktober 2023 hingga 8 Oktober 2024 di pasar reguler dan pasar tunai.
Lovina Beach Brewery, produsen craft beer pertama di Indonesia yang dikenal dengan merk Stark, berdiri di Denpasar, Bali pada Oktober 2010 oleh Bona Budhisurya dan Jacob Suryanata. Hingga saat ini, Jacob Suryanata menjabat sebagai komisaris utama, sedangkan Bona Budhisurya adalah direktur utama STRK. Sebelum IPO, pemegang saham STRK terdiri dari PT Barito Mas Sukses (85,74 persen), Christopher Sumasto Tjia (0,63 persen), Felicia Mega SD (3,14 persen), Suhendra Widjaja (3,67 persen), Fanny Setiadi Faizal (3,41 persen), dan Constantius Kadarisman (3,41 persen). Christopher Sumasto Tjia, sebagai pengendali utama, melaporkan kepemilikan ini secara elektronik melalui AHU Online pada Maret 2023.
STRK memiliki perusahaan sejenis yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk PT Bima Sakti Pertiwi Tbk. (PAMG), PT Karya Bersama Anugerah Tbk. (KBAG), PT PAM Mineral Tbk. (NICL), dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK). Dana IPO sebagian besar akan digunakan untuk penyetoran modal kepada anak perusahaan PT Lovina Industri Sukses, dengan alokasi untuk penelitian dan pengembangan produk (18,11 persen), pembelian mesin (42,26 persen), dan biaya operasional (39,63 persen). PT Artha Sekuritas Indonesia adalah penjamin pelaksana emisi efek STRK, dengan PT Panca Global Sekuritas, PT KGI Sekuritas Indonesia, dan PT Waterfront Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek. Data keuangan hingga Maret 2023 menunjukkan penjualan bersih STRK mencapai Rp10,82 miliar, tumbuh 183,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk tahun 2022, penjualan bersih mencapai Rp30,93 miliar, meningkat 205,55 persen dibandingkan tahun 2021, dengan laba bersih sebesar Rp19,48 miliar pada kuartal I/2023, berbalik dari kerugian sebesar Rp638,22 miliar pada periode yang sama tahun 2022.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor