BeritaInvestor.id – Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), tengah aktif melakukan diversifikasi usaha untuk memperkuat posisinya di industri. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pengembangan bisnis infrastruktur melalui anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi (CDI). Anak perusahaan ini pun diproyeksikan untuk melantai di bursa atau melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Arah Baru Bisnis Chandra Asri Group
Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri, Suryandi, menyatakan bahwa fokus diversifikasi Chandra Asri Group saat ini tertuju pada sektor infrastruktur yang dikelola oleh CDI. Menurutnya, sektor infrastruktur memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan organik bisnis inti Chandra Asri, yaitu industri petrokimia.
“Misalnya, dari segi listrik, hampir semua pabrik membutuhkan listrik, dan saat ini kami sudah memiliki sumber daya listrik sendiri,” jelas Suryandi. CDI menjalankan bisnis infrastruktur yang mencakup jetty, listrik, hingga pengelolaan air yang penting untuk industri petrokimia.
Bisnis CDI dan Pengembangan Ke Depan
CDI juga tercatat mengelola salah satu dari dua Pembangkit Listrik Siklus Gabungan turbin gas di Indonesia. Selain itu, CDI memiliki perusahaan patungan dengan Posco International untuk pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 MW. Selain itu, CDI menawarkan jasa penyewaan tangki perantara dan pengelolaan dermaga terintegrasi di kawasan industri terkemuka di Jawa.
Ke depan, CDI tidak hanya akan mendukung bisnis inti petrokimia, tetapi juga akan mengembangkan bisnis lain seperti solar panel. Suryandi menegaskan bahwa CDI diharapkan dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang, stabil, dan berkelanjutan bagi pemegang saham melalui lini bisnis infrastrukturnya.
“CDI akan menjadi lini bisnis yang berdiri sendiri dengan aliran pendapatan yang lebih stabil,” tambah Suryandi.
Prospek IPO CDI
Seiring perkembangan bisnis CDI, TPIA berharap bahwa anak usahanya ini bisa melantai di bursa melalui IPO. “Tentu saja, kami melihat peluang-peluang lain yang bisa kami kembangkan dari perusahaan ini, termasuk mempublikasikannya,” ujar Suryandi.
Tantangan di Bisnis Petrokimia
Diversifikasi ini dilakukan seiring dengan tantangan yang dihadapi oleh bisnis inti Chandra Asri di sektor petrokimia. Laporan keuangan TPIA menunjukkan pembengkakan rugi bersih sebesar 7.999,65% menjadi US$47,46 juta pada semester I/2024, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$568.000.
Suryandi menjelaskan bahwa pembengkakan kerugian ini disebabkan oleh penurunan margin produk petrokimia yang sangat tergantung pada dinamika supply and demand. Selain itu, impor besar-besaran produk petrokimia, terutama dari China, juga turut menekan produksi TPIA.
“Produk impor dari China membanjiri pasar dengan harga dumping, sehingga produksi kami tidak bisa maksimal,” kata Suryandi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor