BeritaInvestor.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan perekonomian Indonesia tetap tangguh meski pertumbuhan melambat menjadi 4,87% pada kuartal I/2025. Angka ini tercatat sebagai yang terendah sejak Q3/2021. Sri Mulyani menyoroti konsumsi rumah tangga tetap stabil karena insentif APBN dan harga pangan terjangkau, sementara belanja pemerintah justru turun 1,38% akibat efek dasar tinggi tahun lalu.
Pertumbuhan Komponen Ekonomi
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,89% (yoy) didukung THR dan stimulus fiskal seperti diskon listrik, tol, serta PPN DTP properti. Sektor pertanian tumbuh signifikan 10,52% karena panen raya padi, sementara ekspor naik 6,78% terutama komoditas sawit (+36%).
Tantangan Investasi dan Sektor Strategis
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 2,12%, terkendala laju lambat sektor konstruksi (2,18%) akibat sentimen ‘wait and see’ dari investor. Sektor industri pengolahan naik 4,55% berkat hilirisasi, sementara jasa informasi dan komunikasi melonjak 7,72% karena adopsi AI yang masif.
Langkah Pemerintah Mengatasi Risiko
Pemerintah mempercepat belanja negara hingga Rp620,3 triliun (17,1% APBN) dan meluncurkan layanan kesehatan gratis PKG. Strategi jangka pendek termasuk deregulasi perdagangan serta membuka pasar ekspor baru ke ASEAN+3 dan BRICS.
Risiko Global dan Perspektif Masa Depan
Pemerintah menyoroti gejolak global seperti turunnya harga komoditas (menekan pertambangan) dan permintaan global yang lesu. Sri Mulyani memastikan upaya mitigasi risiko tetap berlanjut melalui koordinasi kementerian, peningkatan MBG, serta ekspansi FLPP hingga 220 ribu unit.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.