Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengumumkan bahwa laba bersih konsolidasi BUMN pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp303,7 triliun (belum diaudit). Hal ini memberikan potensi bagi pembagian dividen yang tinggi pada tahun ini, dengan jumlah mencapai Rp80,2 triliun.
Erick mengungkapkan bahwa angka dividen tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah BUMN. Sejak awal tahun ini, sejumlah emiten BUMN diketahui telah rutin membagikan dividen, di mana delapan di antaranya menawarkan dividen yield di atas 4% yang sangat menarik.
Pada posisi pertama, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan tambang batubara, menduduki peringkat tertinggi dalam hal dividen yield. Setelah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham kemarin, Kamis (15/6), PTBA mengumumkan pembagian dividen sebesar 100% dari laba bersih tahun buku 2022. Setiap pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp1091 per lembar saham. Dengan memperhitungkan harga saham per hari ini (16/6) pukul 09.21 WIB, potensi dividen yield PTBA mencapai 27,55%.
Besarnya dividen yang dibagikan oleh PTBA tidak terlepas dari kinerja cemerlang pada tahun 2022, di mana perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp12,56 triliun, meningkat 59% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada posisi kedua, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membagikan dividen setara dengan 70% dari laba bersih tahun lalu. Dengan demikian, dividen per lembar saham PGAS mencapai Rp141. Jika dihitung berdasarkan harga penutupan ketika cum date, dividen yield yang diperoleh mencapai 9,86%.
Prestasi keuangan PGAS sepanjang tahun 2022 juga tidak kalah gemilang, dengan laba bersih mencapai US$ 3,6 miliar, naik 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Di posisi ketiga dan keempat, terdapat bank-bank daerah seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM), dengan dividen yield masing-masing sebesar 7,54% dan 7,36%.
Dilihat dari kinerja keuangan kedua bank daerah tersebut, pertumbuhan laba bersih BJBR terbilang lebih cemerlang dibandingkan BJTM. BJBR mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 13,41% secara tahunan (YoY) menjadi Rp2,3 triliun, sementara laba bersih BJTM hanya naik tipis 1,30% YoY menjadi Rp1,54 triliun.
Pada tiga posisi berikutnya, ditempati oleh bank-bank dengan kapitalisasi besar, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Dari ketiga bank besar tersebut, BBRI mencatatkan dividen yield tertinggi. Emiten ini membagikan dividen dua kali dengan yield sebesar 1,24% dan 4,71%. Total dividen per lembar yang diberikan mencapai Rp288.
Selanjutnya, BMRI dan BBNI berhasil membagikan dividen per lembar masing-masing sebesar Rp529 dan Rp392. Dengan demikian, dividen yield yang diperoleh adalah 5,26% dan 4,13%.
Dalam hal kinerja keuangan, BBRI masih memimpin dengan laba bersih terbesar sebesar Rp51,17 juta, naik 64,71% YoY. Sedangkan BBNI mencatatkan pertumbuhan laba bersih tertinggi sebesar 68,02% YoY menjadi Rp18,31 triliun. BMRI juga mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 48,96% YoY menjadi Rp41,17 triliun.
Pada posisi terakhir, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), perusahaan telekomunikasi, membagikan dividen sebesar Rp167 per saham dengan dividen yield sebesar 4,02%. Pada tahun 2022, TLKM mencatatkan laba bersih sebesar Rp25,86 triliun, tumbuh 7,7% YoY.