BeritaInvestor.id – Indonesia mencatat deflasi ketiga secara beruntun pada bulan Juli 2024, menambah kekhawatiran terkait daya beli masyarakat yang terus menurun. Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan dalam konferensi pers pada Kamis (1/8/2024), bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,08% month-to-month (mtm) pada bulan Juli.
Deflasi Beruntun Sejak Mei 2024
Deflasi ini mengikuti tren yang telah berlangsung sejak Mei 2024, di mana Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,03% (mtm). Deflasi dua bulan beruntun pada Mei dan Juni 2024 telah memunculkan kekhawatiran terkait daya beli masyarakat. Terakhir kali Indonesia mengalami deflasi dua bulan berturut-turut adalah pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda.
Dampak pada Daya Beli dan Konsumsi
Beberapa analis menilai bahwa deflasi beruntun ini menandakan penurunan daya beli masyarakat Indonesia. Data Bank Indonesia menunjukkan proporsi konsumsi masyarakat pada bulan Juni berada di angka 73,9%, sedikit lebih baik dibandingkan Mei namun masih di bawah rata-rata tahun 2023 yang mencapai 75%.
Tren Inflasi Bulanan
Secara historis, inflasi pada bulan Juli cenderung mengalami kenaikan dibandingkan bulan Juni, terutama karena adanya musim ajaran baru untuk pendidikan tinggi. Rata-rata inflasi bulan Juli dalam lima tahun terakhir mencapai 0,228% (mtm). Namun, tahun ini, tren tersebut tidak terjadi, menambah kekhawatiran terkait penurunan konsumsi dan daya beli.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor