BeritaInvestor.id – Harga batu bara terus mengalami penurunan yang signifikan selama enam hari berturut-turut. Menurut data Refinitiv, harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup pada posisi US$134/ton pada Selasa (12/7/2023), mengalami penurunan sebesar 2,2%. Penutupan harga tersebut juga merupakan yang terendah sejak 21 Juni 2023. Dalam enam hari perdagangan terakhir, harga batu bara mengalami penurunan sebesar 11,4%. Bahkan jika dilihat sejak awal tahun, harga batu bara telah turun drastis hingga mencapai minus 65,6%.
Penurunan harga batu bara ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang suram di China, serta permintaan dan harga komoditas energi lain yang masih lemah. Faktanya, inflasi di China pada bulan Juni 2023 kembali menurun, yang membuat pasar khawatir terjadi deflasi di negara tersebut. Data dari Biro Statistik Nasional (NBS) China menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) turun menjadi 0% pada bulan Juni 2023 (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan bulan Mei sebesar 0,2%.
Data inflasi yang menurun ini menambah bukti bahwa pemulihan ekonomi China kehilangan momentum. Kekhawatiran akan terjadinya deflasi semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir, yang berdampak negatif pada kepercayaan konsumen. Menurunnya daya beli di China menjadi ancaman serius bagi pasar batu bara global mengingat China merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia. Penurunan inflasi juga menandakan perlambatan aktivitas konsumsi dan produksi ke depannya. Hal ini berpotensi menurunkan permintaan terhadap listrik dan sumber energi seperti batu bara.
[tv-chart symbol=”NCF1!” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”2″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Selain itu, penurunan harga batu bara juga dipengaruhi oleh berita negatif dari India. Impor batu bara termal India mengalami penurunan sebesar 24% (month-to-month/mtm) menjadi 13,95 juta ton pada bulan Juni. Penurunan impor batu bara secara tahunan juga mencapai 33% (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan bulan Juni 2022. Hal ini disebabkan oleh musim hujan yang telah tiba di India. Dengan penurunan permintaan listrik akibat musim hujan, kebutuhan terhadap batu bara juga menurun.
Data dari CoalMint menunjukkan bahwa pasokan batu bara di pembangkit batu bara meningkat menjadi 35,88 juta ton pada akhir Juni. India sebagai konsumen batu bara terbesar kedua di dunia setelah China memiliki pengaruh signifikan terhadap harga batu bara. Selain itu, penurunan harga gas alam juga berdampak pada harga batu bara. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) turun 3,8% menjadi 29,06 euro per mega-watt hour (MWh). Pasokan gas alam yang lebih banyak dari Norwegia juga mempengaruhi harga energi di Eropa. Harga batu bara dan gas alam saling mempengaruhi sebagai sumber energi alternatif.
Namun, faktor cuaca seperti badai El Nino dapat menjadi penyelamat sementara bagi harga batu bara. Gelombang panas di Spanyol dengan suhu mencapai 44 derajat Celsius telah meningkatkan permintaan pendingin ruangan. Ketidakpastian cuaca ini dapat menjadi faktor pendukung potensial dalam pergerakan harga komoditas ke depannya.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor