BeritaInvestor.id – Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, membuka perdagangan hari Senin dengan catatan kompak di zona merah. Ini adalah akibat dari tekanan yang datang dari berbagai faktor, termasuk konflik berbahaya antara Israel dan Hamas, meningkatnya inflasi, dan suku bunga yang tinggi.
Dow Jones membuka perdagangan dengan koreksi sebesar 0,17%, berada di level 33.350,06, sementara S&P 500 mengalami pelemahan sebesar 0,47% dan berada di level 4.288,22. Demikian pula, Nasdaq turun 0,98% dan berada di level 13.229,46.
Konflik Israel-Palestina memanas pada hari Sabtu setelah kelompok militan Hamas melancarkan invasi, yang tampaknya mengejutkan Israel. Lebih dari 700 warga Israel tewas dalam apa yang disebut Hamas sebagai “Operasi Banjir Al Aqsa,” sementara setidaknya 490 warga Palestina tewas dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza. Hamas, yang mendapatkan dukungan dari Iran, telah memerintah Jalur Gaza sejak tahun 2007.
Dampak dari meningkatnya ketegangan geopolitik ini dapat dirasakan di berbagai sektor, terutama dalam pasar energi. Beberapa ahli bahkan memperkirakan akan terjadi lonjakan tajam pada harga minyak dalam waktu singkat. Ini menjadi sorotan khusus karena Israel dan Palestina berlokasi di daerah penting untuk produksi minyak global, yang dapat memiliki dampak luas.
Pasar saham AS juga mengalami tekanan seiring dengan imbal hasil Treasury 10-tahun yang mencapai level tertinggi dalam 16 tahun pada awal minggu ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang meningkat. Meskipun demikian, perusahaan pertahanan dan minyak besar seperti Lockheed Martin dan Northrop Grumman Corp mencatatkan kenaikan saham, mencerminkan ketidakpastian yang ada di pasar.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.