BeritaInvestor.id – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives mengalami pergerakan yang dinamis selama pekan ini, dipengaruhi oleh berbagai sentimen yang beragam. Data dari Refinitiv mencatat bahwa kontrak berjangka (futures) CPO mengalami kenaikan sebesar 4,14% selama seminggu, dengan penutupan pada level MYR3.871 per ton.
Dalam rentang waktu satu bulan, harga CPO mengalami penurunan sebesar 0,62%, sementara sejak awal tahun (year to date/YtD), tercatat penurunan sebesar 7,26%.
Penguatan harga CPO selama minggu ini terutama terjadi berkat kenaikan harga selama tiga hari beruntun pada tanggal 15-17 Agustus 2023. Namun, pada hari Jumat (18/8), harga CPO mengalami penurunan sebesar 1,33%, dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) dan juga adanya berita negatif dari China.
Para analis mengungkapkan bahwa permintaan yang tetap kuat mampu menjaga harga CPO dalam kondisi yang kondusif selama pekan ini. Menurut Sathia Varqa, seorang analis senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics berbasis di Singapura yang dikutip dari Reuters, “Stok tujuan yang meningkat dan produksi bulan Agustus yang lebih tinggi tetap menjaga harga dalam kendali.”
Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait, karena keduanya bersaing untuk meraih pangsa pasar di industri minyak nabati global.
Di sisi lain, Uni Eropa (UE) mengumumkan pada tanggal 17 Agustus 2023 bahwa mereka telah memulai penyelidikan terkait apakah Indonesia menghindari bea Uni Eropa atas impor biodiesel melalui China dan Inggris. Ini terkait dengan posisi UE sebagai tujuan impor terbesar ketiga untuk produk minyak sawit dari Indonesia, sementara Indonesia sendiri merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Kementerian Perdagangan Indonesia belum memberikan komentar resmi terkait hal ini, namun sebelumnya, Indonesia telah meminta konsultasi sengketa dengan UE melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait pengenaan bea impor UE atas biodiesel dari Indonesia.
Tensi perdagangan antara UE dan Indonesia juga dipengaruhi oleh langkah pembatasan impor komoditas yang terkait dengan deforestasi. Meskipun demikian, perhatian pasar juga tertuju pada perkembangan ekonomi di China yang dapat mempengaruhi sentimen pasar minyak kelapa sawit.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor