BeritaInvestor.id – Pada Selasa (21/11/2023), harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) menguat. Kenaikan ini ditopang oleh rendahnya produksi CPO Malaysia dan tanda-tanda peningkatan permintaan kedelai di China.
Berdasarkan data BMD, kontrak berjangka CPO untuk Desember 2023 naik 16 Ringgit Malaysia menjadi 3.819 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2024 meningkat 17 Ringgit Malaysia menjadi 3.907 Ringgit Malaysia per ton.
Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand and Co yang berbasis di Mumbai mengatakan bahwa produksi CPO di Malaysia rendah bulan ini, dan tingginya permintaan biodiesel membuat pasar tetap kuat. Harga minyak kedelai saingannya yang kuat juga telah mendukung pasar.
Impor kedelai China dari Brazil naik 71% pada bulan Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh harga yang lebih murah menyusul panen yang kuat.
Namun, penurunan ekspor membatasi kenaikan harga CPO. Ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-20 November terlihat turun sekitar 2% dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu. Ekspor minyak sawit Indonesia pada bulan September turun 21% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Fitch Ratings memperkirakan harga minyak sawit mentah akan turun secara signifikan pada tahun 2024 karena produksi dapat meningkat karena cuaca yang mendukung.
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mengatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan sistem baru untuk melacak asal usul kelapa sawit dan kredibilitasnya dari segi lingkungan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor