BeritaInvestor.id – PT Nusantara Sejahtera Raya (CNMA) telah menetapkan harga perdana dalam Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp270 per lembar saham. Harga ini merupakan batas bawah dari kisaran harga IPO yang sebelumnya ditawarkan dalam book building pada tanggal 10 hingga 14 Juli 2023.
Melalui prospektus e-IPO yang diterbitkan pada Kamis (27/7), CNMA resmi membuka penawaran umum ke masyarakat mulai dari tanggal 27 Juli hingga 31 Juli 2023.
Total saham yang ditawarkan kepada publik sebanyak 8,335 miliar lembar saham, setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai nominal Rp8 per saham. Hal ini menghasilkan dana sebesar Rp2,25 triliun dari IPO, yang direvisi dari target awal sebesar Rp2,4 triliun.
Selain penawaran umum perdana, CNMA juga memberikan program employee stock allocation (ESA) sebanyak 11.112.000 saham, setara dengan 0,13 persen dari total saham yang ditawarkan dalam IPO. JP Morgan Sekuritas, Mandiri Sekuritas, UBS Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana efek untuk CNMA.
Selain IPO, pemegang saham perseroan berencana untuk melepas sebagian sahamnya, yaitu PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) dengan jumlah maksimal 6.667.200.000 saham, atau 8,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Sementara itu, PT Adi Pratama Nusantara (APN) akan melepas sebanyak-besarnya 1.666.800.000 saham, atau 2,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Rencana pelepasan saham ini akan dilakukan melalui penawaran terbatas (private placement) kepada beberapa investor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui Pasar Sekunder pada Tanggal Pencatatan. Penjualan saham oleh Pemegang Saham Penjual tidak akan mengubah pengendalian di Perseroan.
Dari dana hasil IPO, sekitar 65 persen akan dialokasikan untuk belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia. Hal ini mencakup pembangunan bioskop baru, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru, serta peralatan lainnya untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan bioskop yang ada saat ini. Selain itu, sekitar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja, sementara 20 persen akan dialokasikan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek.
Pendapatan CNMA pada tahun 2022 mencapai Rp4,4 triliun, yang menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,28 triliun pada tahun 2021. Penjualan tiket bioskop menyumbang 61 persen dari pendapatan tersebut, diikuti oleh penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan sebesar 3 persen, dan digital platform sebesar 3 persen.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor