BeritaInvestor.id – China terus meningkatkan cadangan emas global sebagai strategi perlindungan dan pengembangan ekonominya. Bank sentral negara ini menjadi pembeli emas paling agresif, bahkan di tengah ketidakstabilan ekonomi global.
Mengapa Emas Jadi Pilihan Strategis China?
Emas dipandang sebagai aset lindung nilai yang stabil saat krisis. China memanfaatkannya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan menciptakan cadangan devisa alternatif. Dengan emas, mereka memperkuat kedaulatan ekonomi serta mendukung stabilitas yuan.
Pembelian Agresif di Tengah Krisis Global
Pada krisis 2008–2009, China membeli 454,1 ton emas untuk mitigasi risiko ekspor yang terpuruk. Enam tahun kemudian, saat krisis Yunani dan goncangan pasar saham lokal (30% PDB anjlok), cadangan mereka ditambah hingga 788,4 ton (2015–2016). Sebelum pandemi, tahun 2019 mencatat pembelian 95,8 ton, yang terbukti cerdas ketika harga emas melonjak di 2020.
Pasca-Pandemi dan Ambisi Jangka Panjang
Tahun 2022–2024, China konsisten menambah emas (62,2 ton, 224,9 ton, dan 44,2 ton). Ini bagian dari perencanaan makroekonomi untuk menghadapi gejolak global seperti inflasi tinggi dan konflik. Dengan cadangan emas terbesar ketiga dunia, China juga memperkuat posisi yuan dalam perdagangan internasional.
Strategi ini tidak hanya melindungi aset negara tetapi juga mendukung ambisi membentuk sistem keuangan multipolar bebas dari dominasi dolar AS.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.