BeritaInvestor.id – Cathie Wood, investor ternama dan pendiri Ark Invest, mengalami kerugian signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Kekayaan pribadinya dikabarkan berkurang hingga US$14,3 miliar atau setara Rp 231,57 triliun.
Masa Kejayaan dan Keruntuhan
Ark Invest menjadi populer pada tahun 2020 dan 2021, ketika perusahaan ini berinvestasi besar-besaran pada perusahaan teknologi spekulatif. Strategi ini membuahkan hasil besar di tengah suku bunga rendah dan tingginya minat investor ritel terhadap aset berisiko.
ETF andalan Ark Invest, ARKK, melonjak hampir 150% di tahun 2020. Kinerja gemilang ini menarik dana segar senilai hampir US$30 miliar pada tahun 2020 dan 2021, tepat sebelum mencapai puncaknya.
Namun, setelah mencapai puncaknya, ARKK mengalami penurunan drastis hingga 67%, mengakibatkan hilangnya kekayaan investor secara besar-besaran.
Analisis dan Kritik
Menurut analisis Morningstar, ETF ARKK sendiri berkontribusi US$7,1 miliar dari total kerugian, sedangkan ETF ARK Genomic yang berfokus pada kesehatan menyumbang US$4,2 miliar. Ark Invest menduduki puncak daftar perusahaan dengan kerugian terbesar selama satu dekade terakhir, dengan kerugian lebih dari dua kali lipat dibandingkan perusahaan di urutan kedua.
Lebih menariknya lagi, kehancuran kekayaan Ark terjadi di tengah periode pasar saham yang umumnya menguntungkan. “Dana-dana ini bahkan mengalami kerugian bagi pemegang saham di saat pasar bullish,” ungkap analis Morningstar, Amy Arnott.
Meskipun portofolionya anjlok, Ark Invest sebagai perusahaan masih beroperasi dengan baik. Perusahaan investasi ini masih memiliki aset senilai lebih dari US$13 miliar di seluruh ETF mereka, menunjukkan bahwa tidak semua investor meninggalkan strategi investasi Wood.
Namun, di era di mana keuntungan lebih dihargai daripada pertumbuhan, tidak jelas kapan strategi investasi Ark Invest akan kembali menghasilkan keuntungan bagi investor. Saat ini, kepemilikan terbesar perusahaan meliputi Coinbase, Tesla, Roku, dan Zoom Video, yang semuanya mengalami masa sulit di tahun 2024.
“Kejatuhan perusahaan dalam industri dana ini menunjukkan bahwa tidak ada jaminan kesuksesan, bahkan dalam kondisi pasar yang umumnya menguntungkan. Kasus ini juga menjadi contoh nyata tentang bagaimana cara yang salah dalam berinvestasi,” kata Arnott.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor